Tugas makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pembelajaran
dari
matakuliah
Dasar
Dasar Penulisan
TUGAS MAKALAH
PENGGOLONGAN TULISAN
Kelompok B
Anggota: Ardiansyah
Heru Gustian
M. Rizal P.
Rizaldi Santalea
Kelas : Ilmu Komunikasi Semester 4
STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Address: Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat, Jl. Raya Cisaat No. 06, Sukabumi,
Jawa Barat Phone:(0266) 222867
Puja dan puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
Allah SWT karena atas segala kehendak-Nyalah tugas makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Dalam
penyelesaiaan tugas makalah
ini dibuat dengan
maksud untuk menjelaskan tentang Penggolongan
Tulisan. Dengan
berbekal mencari dari berbagai
referensi sumber materi,
akhirnya tugas makalah
ini dapat diselesaikan dalam
waktu yang cukup singkat walaupun mungkin saja masih terdapat
banyak kekurangan. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas makalah
ini.
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini belum sempurna dan
masih terdapat banyak
kekurangannya. Oleh karena
itu, kami berharap adanya segala
kritik
dan saran yang membangun agar tugas
makalah
ini bisa
menjadi lebih baik dan berdaya guna bagi semua pihak di masa mendatang.
Sukabumi, 5 November 2015
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar................................................................................................................... i
Daftar
Isi........................................................................................................................... ii
BAB 1 Pendahuluan.......................................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang...................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.................................................................................................. 1
C.
Tujuan
Penulisan.................................................................................................... 2
D.
Manfat Penulisan................................................................................................... 2
E.
Sistematika Penulis................................................................................................ 2
BAB
2 Isi Pembahasan...................................................................................................... 4
A.
Keterampilan Menulis............................................................................................ 4
a)
Pengertian Menulis.......................................................................................... 4
b)
Ciri-Ciri
Tulisan yang Baik.............................................................................. 5
B.
Penggolongan
Tulisan Karangan........................................................................... 6
a)
Menurut Bentuk............................................................................................. 6
b)
Menurut Ragam............................................................................................ 13
c)
Menurut Jenis............................................................................................... 13
d)
Menurut Rumpun......................................................................................... 14
e)
Menurut Macam........................................................................................... 14
C.
Karangan
Eksposisi.............................................................................................. 14
a)
Pengertian
Karangan Eksposisi.................................................................... 14
b)
Teknik Penulisan
Karangan Eksposisi.......................................................... 15
c)
Syarat Menulis
Eksposisi.............................................................................. 16
d)
Metode Menulis
Eksposisi............................................................................ 16
D.
Teknik
Think-Pair-Share (berpikir-berpasangan-berbagi) ................................... 18
E.
Penelitian yang
Relevan....................................................................................... 22
F.
Kerangka Pikir..................................................................................................... 24
G.
Hipotesis
Penelitian............................................................................................. 26
BAB 3 Penutup............................................................................................................... 27
A.
Kesimpulan.......................................................................................................... 27
B.
Saran.................................................................................................................... 28
Daftar Pustaka.................................................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tulisan adalah suatu hasil
perwujudan ide dari seorang penulis. Ide sebelum ditransformasikan menjadi
suatu tulisan, terlebih dulu diolah secara matang berdasarkan kriteria-kriteria
golongan tulisan yang akan dihasilkan.
Suatu
tulisan dapat dikategorikan pada golongan tertentu apabila telah memenuhi
kriteria-kriteria sesuai golongan tersebut. Setiap golongan tulisan
memiliki perbedaan pada tiap detailnya. Perbedaan ini yang menjadi dasar
penggolongan tulisan yang ada.
Pemahaman tentang penggolongan tulisan, sangat diperlukan seorang penulis
sebelum ia mewujudkan ide-idenya ke dalam sebuah tulisan. Membuat tulisan dapat
diperoleh dengan banyak membaca, berlatih, bekerja keras, pantang menyerah dan
membisakan diri serta belajar langsung kepada penulis-penulis ahli yang
tentunya memiliki pengalaman lebih banyak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan adalah
sebagai berikut:
1. Apa
pengertian menulis?
2. Bagaimana
ciri ciri menulis yang baik?
3. Bagaimana
penggolongan bentuk berdasarkan bentuk?.
4. Bagaimana
penggolongan bentuk berdasarkan ragam?.
5. Bagaimana
penggolongan bentuk berdasarkan jenis?.
6. Bagaimana
penggolongan bentuk berdasarkan rumpun?.
7.
Bagaimana penggolongan bentuk berdasarkan macam?.
8.
Apa pengertian karangan eksposisi?
9.
Bagaimana teknik penulisan karangan eksposisi?
10. Apa saja
syarat karangan eksposisi?
11. Bagaimana
metode menulis eskposisi?
12. Bagaiman teknik think-pair-share?
C. Tujuan
Tujuan
penulisan di dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Dasar
Penulisan.
2.
Untuk mengetahui dan memperdalam menulis karangan.
3.
Untuk mengetahui hal – hal yang dibicarakan dalam pengembangan karangan.
D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui dan
memperdalam menulis karangan.
2.
Mengetahui hal-hal yang dibicarakan dalam
pengembangan karangan.
3. Mengetahui
penggolongan bentuk berdasarkan bentuk.
4. Mengetahui
penggolongan bentuk berdasarkan ragam.
5. Mengetahui
penggolongan bentuk berdasarkan jenis.
6. Mengetahui
penggolongan bentuk berdasarkan rumpun.
7. Mengetahui
penggolongan bentuk berdasarkan macam.
E. Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan makalah disusun untuk
mempermudah pemahaman sebagai
berikut ini:
BAB I, Pendahuluan. Membahas
mengenai latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penulisan,
sistematika penulisan dan sudut
pandang penulis.
BAB II, Pembahasan. Membahas
mengenai permasalahan yang dikaji oleh penulis juga merupakan kumpulan uraian uraian dari penjelasan terhadap aspek-aspek apa yang
ditanyakan dalam perumusan masalah.
BAB III, Kesimpulan. Membahas mengenai kesimpulan dan saran penulis yang dapat ditarik dari pembahasan masalah, yaitu berupa hasil
temuan dan pandangan penyusun, serta jawaban terhadap masalah-masalah secara
keseluruhan dari permasalahan yang dikaji mengenai pandangan penyusun
terhadap Penggolongan Tulisan.
1)
BAB II
ISI PEMBAHASAN
Kajian Teori
Penggolongan tulisan banyak yang
dikenal. Penggolongan tersebut sangat dipengaruhi oleh yang mengemukakan,
kepentingan dan dasarannya. Menurut The Liang Gie (2002), penggolongan tulisan
dapat didasarkan pada bentuk, ragam, jenis, rumpun dan macam. Nurudin,
(2010:50).
A.
Keterampilan Menulis
a)
Pengertian Menulis
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 2008: 21).
Djibran (2008: 17) menyatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan pikiran,
perasaan, pengalaman, dan hasil bacaan dalam bentuk tulisan, bukan dalam bentuk
tutur.
Menulis menurut Gie (2002: 3) diistilahkan mengarang,
yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan.
Menulis dipergunakan sesorang untuk mencatat atau merekam, meyakinkan,
melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi orang lain. Maksud dan tujuan
seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat
menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini tergantung
pada pikiran, organisasi, dan pemakaian kata-kata yang jelas dan baik.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa menulis adalah suatu kegiatan seseorang dalam mengungkapkan ide, gagasan
atau buah pikiran melalui tulisan. Buah pikiran tersebut dapat berupa pendapat,
pengetahuan, pengalaman, keinginan, atau pun perasaan seseorang. Menulis tidak
hanya mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis melalui media bahasa tulis
saja tetapi meramu tulisan tersebut agar dapat dipahami pembaca.
b)
Ciri-Ciri Tulisan yang Baik
Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri.
Rosidi (2009: 10-11) mengemukakan bahwa tulisan yang baik memiliki ciri-ciri:
a)
Kesesuaian judul
dengan isi tulisan,
b)
Ketepatan
penggunaan ejan dan tanda baca,
c)
Ketepatan dalam
struktur kalimat,
d)
Kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan dalam setiap paragraf.
Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri.
Lain halnya dengan Enre (1988: 9) yang mengemukakan
bahwa tulisan yang baik memiliki ciri-ciri:
a) Bermakna,
b) Jelas,
c) Padu dan utuh,
d) Ekonomis, dan
d) Mengikuti kaidah gramatikal.
Tulisan yang baik merupakan tulisan yang mampu
menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti
terhadap apa yang dikatakan dalam tulisan. Kebermaknaan tulisan didukung oleh
kejelasan tulisan tersebut. Tulisan dapat disebut sebagai tulisan yang jelas
jika pembaca dapat membaca dengan kecepatan yang tetap dan menangkap makna yang
ada dalam tulisan tersebut. Selain bermakna dan jelas, tulisan yang baik
memiliki kepaduan dan utuh. Sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca
dapat mengikutinya dengan mudah. Hal tersebut karena terdapat pengorganisasian
tulisan dengan jelas sesuai perencanaan dan bagian-bagiannya dihubungkan dengan
yang lain.
Tulisan yang baik juga tidak menggunakan kata yang
berlebihan. Selain itu, tulisan padat dan lurus ke depan. Tulisan yang baik
selalu mengikuti kaidah gramatikal, menggunakan bahasa baku, yaitu bahasa yang
dipakai oleh kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan mengharapkan
orang lain juga menggunakannya dalam komunikasi formal atau informal.
Jadi, tulisan yang baik adalah tulisan yang jelas
dan bermakna, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, efektif dan efisien,
objektif, dan selalu mengikuti kaidah gramatikal. Hal tersebut akan membuat
pembaca mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis.
B.
Penggolongan Tulisan Karangan
a)
Menurut Bentuk Tulisan
Ø Cerita (narasi)
Paragraf
Narasi adalah karangan maupun cerita yang menyajikan suatu peristiwa atau
kejadian serta bagaimana peristiwa itu berlangsung berdasarkan urutan waktu.
Peristiwa itu bisa benar benar terjadi tapi bisa juga hanya khayalan saja.
Contohnya roman, novel, cerpen drama, biografi.
Ciri-ciri cerita narasi
diantaranya:
·
Adanya
unsur perbuatan atau tindakan.
·
Adanya
unsur rangkaian cerita.
·
Adanya
sudut pandang pengarang.
·
Adanya
keterangan nama tokoh dalam cerita.
·
Adanya
keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa.
·
Unsur
pikiran lebih tajam dibandingkan unsur perasaan.
·
Menggunakan
bahasa sehari-hari.
Paragraf narasi sendiri dibagi
menjadi dua macam yakni:
a.
Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah suatu
bentuk narasi yang yang tujuanya menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya
suatu peristiwa atau proses. Narasi ini bersifat memperluas pengetahuan
pembaca. Tahapan tahapan dalam suatu proses disampaikan dengan bahasa yang
informatif dengan titik berat pada penggunaan kata denotatif.
Contoh paragraf narasi ekspositoris:
Cara merawat dan memelihara merpati
tidaklah terlalu sulit. Bagi pemula, langkah pertama adalah membeli merpati
satu pasang di tempat usaha peternakan merpati. Jika merpati masih kecil,
usahakan kandang tidak terlalu terbuka agar suasana dalam kandang cukup hangat,
tapi cukup terang. Selanjutnya, periksalah makanan dan minumannya serta berikan
secara teratur. Sebaiknya kandang merpati dibersihkan secara teratur untuk
menjaga kesehatan merpati dan tempat tinggalnya.
b.
Narasi Sugestif
Narasi
sugestif adalah suatu bentuk narasi yang tujuanya merangsang saya khayal
pembaca. Tujuan utamanya adalah memberi makna atas peristiwa atau kejadian
sebagai suatu pengalaman . Bahasa yang digunakan lebih condong ke bahasa kiasan
dengan menggunakan kata kata konotatif.
Contoh
paragraf narasi sugestif :
Saya menuju ke lapangan terbang,
dengan menunjukkan kartu kuning, segera saya diijinkan turut menumpang Dakota.
Turun dari kemayoran segera saya naik taksi pula ke Priok. Kapal yang akan
berangkat ke Singapura ialah majesty. Secepat rusa saya berlari menuju kapal
tersebut. Berdiri sambil bersandarkan terali tampak seorang laki laki setengah
tua, berpakaian teluk belanga berpeci seremban dan berkain sarung Trengganau.
Ø Penjabaran
(deskripsi)
Penjabaran deskripsi
adalah suatu tulisan atau
karangan yang menggambarkan atau memaparkan suatu objek, lokasi, keadaan atau
benda dengan kata-kata. Biasanya apa yang kita gambarkan dalam karangan kita
merupakan hasil pengamatan panca indra kita.
Jenis
karangan deskripsi
Secara garis besar ada 2 macam
bentuk karangan deskripsi:
a. Deskripsi Ekspositori
Merupakan suatu karangan yang sangat
logis, biasanya merupakan daftar rincian atau hal yang penting-penting saja
yang disusun menurut sistem dan urutan-urutan logis objek yang diamati.
b.
Deskripsi Impresionatis
Merupakan karangan yang menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk
menetralisir pembacanya. Deskripsi impresionistis ini lebih menekankan impresi
atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi atau ketika melakukan impresi
tersebut.
Ciri-ciri karangan deskripsi
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
·
Menggambarkan atau melukiskan
sesuatu,
·
Penggambaran tersebut dilakukan
sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
·
Membuat pembaca atau pendengar
merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Contoh deskripsi berupa fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih
terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenisflora dan
fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya
terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah
contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang
matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan,
mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna
kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang
lain.
Ø Paparan
(oksposisi)
Paparan
oksposisi adalah karangan / bentuk wacana yang berusaha menerangkan,
menjelaskan, dan menguraikan suatu objek dengan tujuan utama memberitahukan
atau memberi informasi mengenai objek tersebut sehingga dapat
memperluas wawasan dan pengetahuan pembaca. Wacana eksposisi sama sekali tidak
bermaksud mempengaruhi atau mengubah sikap dan pendapat para pembacanya. Bentuk
wacana eksposisi banyak digunakan dalam menulis artikel, tulisan ilmiah
populer, diktat perkuliahan, buku-buku bacaan ilmiah, dsb.
Ciri-ciri wacana
eksposisi:
·
Menjelaskan
fakta, proses sesuatu, pendapat, keyakinan dan sebagainya.
·
Memerlukan fakta
yang diperkuat dengan angka, data, peta, grafik dan sebagainya untuk
memperjelas informasi.
·
Memerlukan
analisis (penalaran).
·
Menggali sumber
ide dari pengamatan, pengalaman, penelitian, sikap, dan keyakinan.
·
Menggunakan
bahasa yang informatif dengan kata-kata denotatif.
·
Eksposisi panjang
mengandung tiga bagian utama yaitu pendahuluan, tubuh (isi)
eksposisi , dan penutup (penutup eksposisi berupa penegasan).
Pola Pengembangan Eksposisi
a.
Eksposisi Proses
adalah paragraf eksposisi yang menjelaskan serangkaian tindakan,
pengolahan dalam menghasilkan sesuatu, uraian cara terjadinya sesuatu, cara
melakukan sesuatu secara kronologis.
Contoh:
Setelah dituang dari tabung bambu, cairan
manis tersebut kemudian disaring, ditampung dalam tempayan kemudian direbus
sampai mendidih. Dalam waktu lebih kurang 2 jam cairan tersebut akan mengental
dan berwarna coklat. Selanjutnya diturunkan dan diaduk dengan posisi miring,
agar menjadi dingin. Lebih kurang 20 menit, cairan gula merah tersebut siap
dicetak, sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
b.
Eksposisi
Perbandingan adalah paragraf eksposisi yang menjelaskan perbandingan dua hal
atau lebih dengan menunjukkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dari
objek yang dibandingkan.
Contoh:
Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal karya
sastra yang disebut pantun dan syair. Kedua karya sastra itu berbentuk puisi
dan tergolong karya sastra lama. Keduanya memiliki jumlah baris yang sama dalam
tiap bait, yaitu empat baris. Baik pantun maupun syair sekarang jarang dijumpai
pada karya sastra masa kini. Kalau pun ada biasanya hanya dalam nyayian saja.
c.
Eksposisi Sebab
–Akibat adalah paragraf eksposisi yang menguraikan sesuatu dengan cara
dijelaskan dalam bentuk hubungan sebab akibat atau akibat sebab.
Contoh:
Krisis
minyak bumi menambah parahnya inflasi. Dalam waktu singkat harga minyak naik
empat kali lipat. Biaya produksi pun naik karena pabrik banyak menggunakan
bahan bakar minyak untuk mengoperasikan mesin. Harga barang-barang di pasaran
juga menjadi semakin tinggi. Akibatnya, daya beli masyarakat menjadi
semakin menurun.
d.
Eksposisi
Ilustrasi adalah paragraf eksposisi yang menggunakan penjelasan tambahan untuk
memperjelas paparan lain.
Contoh:
Menurut undang-undang ketenagakerjaan semua
perusahaan diwajibkan menjamin keselamatan dan kesehatan setiap setiap tenaga
kerjanya. Jam kerja para karyawan ditentukan. Biasanya 8 jam sehari. Tiga jam
setelah bekerja, mereka diberikan kesempatan untuk istirahat selama lebih
kurang 15 menit. Waktu istirahat digunakan untuk minumdan menikmati makanan
kecil. Selelah itu mereka bekerja kembali. Selain itu, para pekerja diwajibkan
mengenakan masker, khususnya di tempat kerja yang berasap, berdebu, dan berbau.
e.
Eksposisi Umum
Khusus atau Khusus Umum adalah paragraf eksposisi yang dimulai dengan
menjelaskan sesuatu dari hal-hal yang bersifat umum kemudian menjelaskannya
dengan kalimat-kalimat pendukung yang lebih khusus. (dan sebaliknya untuk
khusus umum).
Contoh:
Industri berskala rumah tangga mengalami
perkembangan pesat. Industri kompor minyak di Jawa Timur bahkan telah berancang-ancang
ekspor. Industri emping belinjo di Jawa Tengah pun tidak mau ketinggalan,
perkembangannya cukup membanggakan. Demikian juga industri kerajinan senjata
tajam (bedog) di Jawa Timur. Pemasaran senjata jenis golok ini telah sampai ke
pulau Sumatra.
Ø Bincangan
(argumentasi)
Bincangan
argumentasi adalah suatu karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau
mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti,
dan contoh nyata.
Ciri-ciri karangan argumentasi:
·
Berusaha meyakinkan
pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh
pembaca.
·
Pembuktian
dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar.
·
Dalam
argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.
·
Dalam membuktikan
sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan
subjektivitas.
·
Dalam
membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam
pola pembuktian.
b)
Menurut Ragam
a.
Karangan Faktawi
adalah ragam karangan yang bertujuan member informasi sesuai dengan fakta
senyatanya contohnya koran, majalah, buletin
b.
Karangan Khayali
adalah karangan dalam rangka ini yang bermaksud menggugah hati pembaca dan
merupakan rengkaan dari isi penulis contohnya novel, cerpen, prosa.
c)
Menurut Jenis
a.
Karangan Faktawi: karangan
ilmiah yang bersifat karangan informatif dan telah dibuktikan kebenarannya atau
sesuai kenyataan.
b.
Karangan
Ilmiah adalah merupakan karangan mengenai ilmu, dengan metode,
pengolahan, dan penyajian yang ilmiah, dengan gaya tulis yang mengikuti
asas-asas jelas – terang, ringkas-padat, dan tepat-cermat.
c.
Karangan
Infomatif adalah perangkat-perangkat yang diperlukan oleh karangan ilmiah
seperti misalnya daftar pustaka, catatan kaki, pengutipan, serta persyaratan
lainya yang bersifat ilmiah ketat.
d.
Karangan khayali
: prosa, puisi, prosa adalah bila tidak begitu memperdulikan banyaknya kata,
panjang pendeknya kalimat, irama, dan persamaan bunyi, jadi pengungkapan yang
bebas, akan dihasilkan karangan yaitu prosa.
e.
Puisi adalah
mengutamakan pemilihan dan pemakaian kata secermat-cermatnya dan
sehemta-hematnya, pengungkapan yang beralun dan merdu akan dihasilkan karangan
yaitu puisi.
d)
Menurut Rumpun
a.
Karangan Ilmiah:
Karangan Kependidikan (mempunyai fungsi pendidikan dan pengajaran),
b.
Karangan Penelitian
(merupakan hasil penelitian).
c.
Karangan
Informatif: Kisah, Laporan, Ringkasan, Ulasan.
d.
Prosa: Novel,
Cerita Pendek, Fiksi Ilmu, Drama.
e.
Puisi: Lirik,
Dramatik, Epik.
e)
Menurut Macam
a.
Karangan
kependidikan : Karangan Kesarjanaan (paper, skripsi, tesis, disertasi) Karangan
Didaktik (diktat kuliah dan buku pelajaran) dan Karangan Referensi(kamus dan
ensiklopedi).
b.
Karangan Penelitian
: Artikel Jurnal Ilmiah, Makalah Seminar, Naskah Penelitian.
C.
Karangan Eksposisi
a)
Pengertian Karangan Eksposisi
Eksposisi adalah suatu bentuk tulisan atau retorika
yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat
memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Dalam karangan eksposisi,
penulis tidak berusaha mempengaruhi pendapat pembaca, setiap pembaca boleh
menolak atau menerima apa yang dikemukakan oleh penulis (Keraf, 1986: 3-4).
Nasucha (2009: 50) dalam bukunya mengungkapkan
paragraf eksposisi bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi,
mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar
pembaca menerima atau mengikutinya. Paragraf eksposisi biasanya digunakan untuk
menyajikan pengetahuan/ilmu, definisi, pengertian, langkah-langkah suatu
kegiatan, metode, cara dan proses terjadinya sesuatu.
Lain halnya dengan Alwasilah (2005: 111) yang
menyatakan eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi,
menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat
untuk memberi petunjuk kepada pembaca. Eksposisi mengandalkan strategi
pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab-akibat,
klasifikasi, definisi, analisis, komparasi dan kontras.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa eksposisi adalah suatu bentuk tulisan atau retorika untuk
menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan
atau pengetahuan pembaca. Eksposisi juga mengandalkan strategi pengembangan
alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi,
definisi, analisis, komparasi dan kontras.
b)
Teknik Penulisan Karangan Eksposisi
Keterampilan penulis memadukan dua unsur yaitu sifat
topik yang ditulis dan teknik penyajian yang digunakan dengan rangkaian bahasa
yang baik dan lancar akan menandai kualitas sebuah eksposisi. Eksposisi
mengandung tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, tubuh eksposisi, dan
kesimpulan.
Pendahuluan menyajikan latar belakang, alasan
memilih topik itu, luas lingkup, batasan pengertian topik, permasalahan dan
tujuan penulisan, kerangka acuan yang digunakan. Pada tulisan populer,
pendahuluan tidak perlu menyajikan semua unsur yang dikemukakan sebelumnya,
cukup dipilih beberapa saja dari semua segi di atas untuk mengembangkan tulisan
eksposisi. Pada tubuh eksposisi, penulis harus mengembangkan sebuah organisasi
atau kerangka karangan terlebih dahulu. kesimpulan dalam karangan eksposisi
tidak mengarah pada usaha mempengaruhi pembaca.
Kesimpulan yang diberikan hanya bersifat pendapat
atau kesimpulan yang diterima atau ditolak pembaca. hal terpenting dalam
menulis eksposisi, penulis mampu menyajikan informasi untuk memperluas wawasan
atau pengetahuan pembaca (Keraf, 1986: 8-10).
c)
Syarat Menulis Eksposisi
Karangan eksposisi bertujuan untuk memperluas
pengetahuan pembaca. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila memenuhi
syarat-syarat tertentu. Keraf (1986: 6) menyatakan:
(1) penulis mengetahui serba sedikitnya tentang
subjeknya, dengan demikian penulis dapat mengembangkan penetahuannya mengenai
subjeknya untuk kemudian ditampilkan dalam tulisan;
(2) penulis harus mampu menganalisis persoalan yang
ada dengan jelas dan konkret.
d)
Metode Menulis Eksposisi
Penulisan karangan eksposisi dapat menggunakan
beberapa metode. Metodemetode tersebut adalah metode identifikasi, metode
perbandingan, metode ilustrasi atau eksemplifikasi, metode klasifikasi, metode
definisi, dan metode analisis (analisis bagian, analisis fungsional, analisis
proses, analisis kausal) (Keraf, 1986: 7). Berikut akan dijelaskan mengenai
metode-metode tersebut.
Identifikasi merupakan suatu metode untuk menggarap
sebuah eksposisi sebagai jawaban atas pertanyaan apa itu?, siapa itu?.
Berdasarkan hubungan ini makna yang tepat untuk pengertian identifikasi adalah
proses penyebutan unsur-unsur yang membentuk suatu hal sehingga ia dikenal
sebagai hal tersebut, dengan kata lain metode identifikasi merupakan sebuah
metode yang berusaha menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu
objek tersebut.
Perbandingan adalah suatu cara untuk menunjukkan
kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara dua objek atau lebih dengan
menggunakan dasar-dasar tertentu. Tujuan perbandingan adalah membicarakan
sesuatu yang dianggap belum diketahui pembaca, dengan membandingkannya dengan
hal lain yang udah dianggap sudah diketahui oleh para pembaca.
Ilustrasi adalah suatu metode untuk mengadakan
gambar atau penjelasan yang khusus dan konkret atas suatu prinsip umum atau
sebuah gagasan umum. Dalam metode ilustrasi atau eksemplifikasi pengarang ingin
menjelaskan suatu prinsip umum atau suatu kaidah yang lebih luas lingkupnya
dengan mengutip atau menunjukkan suatu pokok yang khusus yang tercakup dalam
prinsip umum atau kaidah yang lebih luas cakupannya itu. Klasifikasi merupakan
suatu proses yang bersifat alamiah untuk menampilkan
pengelompokan-pengelompokan sesuai dengan pengalaman manusia.
Klasifikasi merupakan metode untuk menempatkan
barang-barang dalam suatu sistem kelas. Klasifikasi juga merupakan metode yang
sering dipakai dalam menyusun kaidahkaidah ilmiah, khususnya untuk sampai pada
suatu pengetahuan baru.
Definisi merupakan suatu proses yang berusaha
meletakkan batas-batas penggunaan sebuah kata, seperti tampak dalam makna dari
unsur-unsur kata itu sendiri. Definisi juga dapat digunakan sebagai suatu
metode penulisan eksposisi definisi memberikan pengetahuan kepada kita “barang
itu sebenarnya apa”.
Analisis adalah suatu cara membagi-bagi subjek ke
dalam komponen komponennya. Jadi, analisis berarti melepaskan, menanggalkan,
atau menguraikan sesuatu yang terikat. Analisis sama sekali tidak menciptakan
komponen-komponen. Bagian-bagian itu ditemukan oleh penulis, bukan diciptakan
oleh penulis, dengan menemukan bagian-bagian itu penulis meminta pembaca untuk
memperhatikan bagian-bagian tersebut.
Pada penelitian ini, penggunaan metode menulis
eksposisi siswa tidak difokuskan pada salah satu metode. Jadi, penelitian ini
terfokus pada penggunaan teknik think-pair-share untuk meningkatkan
keterampilan menulis eksposisi terutama di SMA Negeri 1 Piyungan, Bantul.
D.
Teknik Think-Pair-Share
(berpikir-berpasangan-berbagi)
Teknik think-pair-share timbul dari penelitian
tentang cooperative learning. Teknik belajar mengajar
Berpikir-Berpasangan-Berbagi dikembangkan oleh Frank Lyman sebagai struktur
kegiatan pembelajaran Cooperative Learning (Lie, 2008: 57). Teknik ini memberi siswa
kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi dari siswa.
Sementara itu, Arends (2008: 15-16) menjelaskan
langkah-langkah penerapan teknik tersebut atas langkah 1 Thinking, langkah 2 Pairing,
dan langkah 3 Sharing. Berdasarkan langkah-langkah tersebut, penerapan teknik
think-pair-share pada pembelajaran menulis eksposisi adalah sebagai berikut:
·
Langkah 1 Thinking
Guru mengajukan
pertanyaan atau tugas pelatihan`mengenai menulis eksposisi. Siswa diminta untuk
memikirkan pertanyaan atau mengerjakan tugas itu secara individual dalam waktu
tertentu yang dibatasi, misalnya 5 menit.
·
Langkah 2 Pairing
Dalam periode ini,
setiap siswa diminta untuk bekerja berpasangan dengan pasangannya masing-masing
untuk mendiskusikan segala hasil pemikiran atau pekerjaan masing-masing.
interaksi dalam tahap ini bias berupa saling berbagi jawaban atau saling
mengoreksi hasil pekerjaan, atau saling memberi masukan terhadap pekerjaan itu.
·
Langkah 3 Sharing
Dalam periode ini, guru
meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang sudah didiskusikan
atau dibicarakan bersama pasangannya dengan seluruh kelompok atau kelas. Lebih
efektif bagi guru untuk berjalan mengelilingi ruangan, dari satu pasangan ke
pasangan lain sampai seperempat atau separuh pasangan berkesempatan melaporkan
hasil diskusi mereka.
Suprijono (2009: 91) menyatakan pembelajaran ini
diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran
untuk dipikirkan oleh peserta didik. Selanjutnya, “Pairing”, pada tahap ini
guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Pasangan-pasangan itu diberi
kesempatan untuk berdiskusi. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan
hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini disebut dengan
“Sharing”.
Teknik think-pair-share
(berpikir-berpasangan-berbagi) merupakan pembelajaran kooperatif yang
menekankan kerja sama antara peserta didik dalam kelompok. Pemikiran bahwa
peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep bila mereka
saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya, hal itu yang
mendasarinya. Melalui teknik ini pula siswa diharapkan bekerja sama secara
kelompok dalam pembelajaran menulis eksposisi sehingga meringankan dan membantu
siswa yang kurang mampu menjadi mampu.
Teknik ini juga memberi kesempatan pada siswa untuk
bekerja sama dan mengkomunikasikan pemikirannya kepada siswa lain. Think-pair-share (berpikir berpasangan-berbagi)
dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap think
(tahap berpikir), pair (tahap
berpasangan), dan share (tahap
berbagi). Prosedur pelaksanaan think-pair-share
adalah sebagai berikut (Lie, 2008 :58).
1.
Siswa membagi kelas menjadi kelompok yang terdiri dari 4 orang.
2.
Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi paragraf.
3.
Guru memberikan pengertian tentang paragraf eksposisi.
4.
Guru memimpin diskusi kecil untuk membahas tugas siswa dalam mengidentifikasi
paragraf.
5.
Siswa merencanakan tema untuk penulisan paragraf eksposisi.
6.
Siswa memikirkan secara individu ide pokok yang akan dikembangkan menjadi
paragraf eksposisi berdasarkan tema yang telah disepakati. (think)
7.
Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan 17 berdiskusi
dengan pasangannya mengenai masalah-masalah yang perlu diungkapkan dalam
paragraf eksposisi. (pair).
8.
Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok kecilnya (4 orang). Siswa
membagikan hasil kerja atau berbagi dalam kelompoknya dan mendiskusikannya.
(share)
9.
Setelah diskusi selesai, masing-masing siswa memikirkan hasil diskusi yang
telah dilakukan (think)
10.
Siswa kembali berdiskusi dan menukar pekerjaannya dengan teman sebangku untuk
diberi masukan-masukan (pair).
11.
Setelah diskusi selesai, masing-masing siswa mulai mengembangkan ide pokoknya
menjadi sebuah paragraf eksposisi atau karangan eksposisi.
12.
Guru menambah pokok permasalahan yang belum diutarakan siswa.
13.
Siswa memikirkan masukan dari guru.
14.
Siswa melaanjutkan tulisannya menjadi paragraf eksposisi yang sempurna.
Dalam pelaksanaan teknik ini guru menjelaskan materi
dengan mengaitkannya dengan pengalaman dan pengetahuan anak sehingga mereka
mudah menanggapi dan memusatkan perhatian. Titik pusat (fokus) dapat tercipta
melalui upaya merumuskan masalah yang akan dipecahkan atau merumuskan konsep
yang akan ditemukan. Guru menginginkan siswa memikirkan lebih mendalam tentang
apa yang telah dijelaskan.
Guru akan membiarkan dan memberi kesempatan kepada
para siswa untuk mencari dan menemukan sendiri informasi. Siswa diupayakan
untuk belajar sambil bekerja dan belajar bersama dalam kelompok. Tugas yang
berat dikerjakan seorang diri akan menjadi mudah bila dikerjakan bersama. Siswa
yang egois akan menyadari pentingnya hidup bersama dalam hal tertentu. Siswa pun
akan terbiasa menghargai pendapat orang lain dari belajar bersama. Siswa yang
belum mengerti penjelasan guru akan menjadi mengerti dari hasil penjelasan dan
diskusi mereka dalam kelompok. Think-pair-share
ini juga memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling
membantu satu sama lain.
Teknik think-pair-share
(berpikir-berpasangan-berbagi) membantu siswa menuangkan ide mereka dan
memperbaiki pemahaman. Teknik ini cocok digunakan di SMA karena kondisi siswa
SMA yang masih dalam masa remaja yang membuat mereka menyukai hal baru dan
lebih terbuka dengan teman seumuran mereka dalam memecahkan masalah yang mereka
hadapi.
Berdasarkan hal tersebut teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan berbagi) diyakini dapat
digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis eksposisi.
Penggunaan teknik ini dapat membantu siswa untuk bekerja sama sekaligus juga
mandiri. Siswa yang merasa kurang mampu menjadi mampu karena adanya kerja sama
dengan teman yang mampu. Proses atau langkah-langkah pembelajaran menulis
eksposisi dengan teknik think-pair-share
(berpikirberpasangan-berbagi) digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1: Proses
atau Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Eksposisi dengan Teknik Think-Pair-Share (berpikir
berpasangan-berbagi) Teknik Think-Pair-Share
(Berpikir-Berpasangan Berbagi).
E.
Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian berjudul keefektifan strategi word
map (peta kata) terhadap peningkatan keterampilan menulis eksposisi siswa
kelas X SMA Negeri 5 Yogyakarta Purwanasari (2007). Kesimpulan penelitian ini
adalah meningkatnya keterampilan menulis eksposisi pada siswa dan efektifnya
penggunaan strategi word map (peta
kata).
Penelitian Purwanasari memiliki persamaan dengan
penelitian yang dilakukan, yaitu pada pembahasan mengenai eksposisi dengan
desain penelitian eksperimen. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada
penelitian Purwanasari menggunakan strategi word
map (peta kata) sedangkan penelitian ini menggunakan teknik thinkpair-share.
Penelitian yang berjudul efektifitas penggunaan
teknik quantum writing terhadap
peningkatan kemampuan menulis contohnya pada karangan eksposisi siswa kelas X
SMAN 2 Bnguntapan Bantul oleh Aruwiyantoko (2009) juga relevan dengan
penelitian yang dilakukan. Kesimpulan penelitian oleh Aruwiyantoko adalah
meningkatnya keterampilan menulis eksposisi pada siswa dan efektifnya
penggunaan teknik quantum writing.
Penelitian Aruwiyantoko memiliki persamaan dengan
penelitian yang dilakukan, yaitu pada pembahasan mengenai eksposisi dengan
desain penelitian eksperimen. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada
penelitian Aruwiyantoko menggunakan teknik quantum writing sedangkan penelitian
ini menggunakan teknik think-pair-share.
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan adalah penelitian yang berjudul keefektifan model pembelajaran
kooperatif tipe think-pairsquare dalam meningkatkan keterampilan menulis
eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Godean oleh Jantiningsih (2011).
Kesimpulan penelitian oleh Jantiningsih adalah meningkatnya keterampilan
menulis eksposisi pada siswa dan efektifnya penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe think-pair-square.
Penelitian Jantiningsih memiliki persamaan dengan
penelitian yang dilakukan, yaitu pada pembahasan mengenai eksposisi dengan
desain penelitian eksperimen dan mengunakan pembelajaran kooperatif. Perbedaan
pada penelitian ini adalah pada penelitian Jantiningsih menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-square
sedangkan penelitian ini menggunakan teknik think-pair-share.
F.
Kerangka Pikir
Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek
kebahasaan yang penting untuk dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan
berbahasa. Menulis menjadi keterampilan yang paling sulit dibanding
keterampilan lainnya. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang mendukung
agar tercapai pembelajaran menulis yang efektif dan efisien sehingga tercapai
tujuan pembelajaran. Salah satu alternatif untuk menarik perhatian siswa dan meningkatkan
motivasi belajar dapat digunakan teknik think-pair-share.
Teknik think-pair-share
(berpikir-berpasangan-berbagi) merupakan salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah
peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Teknik think-pair-share
(berpikir-berpasangan-berbagi) yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan
sebagai berpikir-berpasanganberbagi yang dikembangkan oleh Frank Lyman. Teknik
ini memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan orang lain
dan mengkomunikasikan pemikirannya. Siswa kelas X SMA Negeri 1 Piyungan, Bantul
melalui teknik thinkpair-share ini diharapkan dapat bekerja sama secara
kelompok dan membantu siswa yang tidak mampu menjadi mampu.
Teknik think-pair-share
(berpikir-berpasangan-berbagi) adalah pembelajaran kooperatif yang merupakan
salah satu bentuk pembelajaran berdasarkan paham kontruktivisme. Dalam teknik
think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) peserta didik bekerja sama
dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada
aktivitas belajar kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat
menguasai materi pembelajaran dengan baik.
Teknik think-pair-share
(berpikir-berpasangan-berbagi) menekankan kerja sama antar peserta didik dalam
kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa peserta didik lebih mudah
menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah
tersebut dengan temannya. Pada teknik think-pairshare
(berpikir-berpasangan-berbagi) yang merupakan pembelajaran kooperatif kelompok
belajar yang mencapai hasil belajar maksimal diberikan penghargaan. Pemberian
penghargaan ini adalah untuk merangsang munculnya dan meningkatkan motivasi
peserta didik dalam belajar.
Gambar
2: Kerangka Pikir Penelitian
G.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas,
maka hipotesis peneilitian yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
Inovasi Pembelajaran Menulis Teknik Pembelajaran
Teknik ThinkPair-Share Siswa
Berdiskusi dan Menuliskan Ide Pokok Pembelajaran Menulis Eksposisi Keterampilan
Menulis Eksposisi Keefektifan Teknik ThinkPair-Share.
v Hipotesis Nihil (H0)
a. Tidak ada perbedaan yang positif dan signifikan
keterampilan menulis eksposisi antara kelompok siswa yang diajar dengan
menggunakan teknik think-pair-share
dan kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan teknik think-pair-share.
b. Pembelajaran keterampilan menulis eksposisi
menggunakan teknik think-pairshare tidak lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran keterampilan menulis eksposisi yang tidak menggunakan teknik think-pair-share.
v Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada perbedaan yang positif dan signifikan
keterampilan menulis eksposisi antara kelompok siswa yang menggunakan teknik
think-pair-share (berpikirberpasangan-berbagi) dan kelompok siswa yang tanpa
menggunakan teknik think-pair-share.
b. Pembelajaran keterampilan menulis eksposisi
menggunakan teknik think-pairshare (berpikir-berpasangan-berbagi) lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran keterampilan menulis eksposisi tanpa
menggunakan teknik think-pair-share
(berpikir-berpasangan-berbagi).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian dari karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan pemikiran seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa
tulis kepada pembaca yang bermaksud untuk mudah dipahami. Proses mengarang dimulai dengan lahirnya ide suatu induk yang terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang.
Ide induk yang menjadi pangkal awal sesuatu karangan hendaknya juga
dikembangakan. Setelah ide induk di kembangkan, memilih salah satu di antara
rincian ide-ide yang muncul untuk dijadikan topik karangan.
Setiap karangan mengandung ide
dari pengarang. proses mengarang dimulai dengan lahirnya
sebuah ide induk yang terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan
mengarang. Ide induk itu biasanya terlampau luas, cukup kabur, dan perlu diolah
lebih lanjut untuk menjadi suatu topic atau pokok soal karangan yang memadai.
Penggolongan tulisan berdasarkan rumpun merupakan pecahan dari menururut
jenis yaitu: tulisan ilmiah yang meliputi tulisan kependidikan dan tulisan
penelitian; tulisan informatif yang meliputi kisah, laporan, ringkasan, ulasan
dan artikel; prosa yang meliputi novel, cerpen, fiksi ilmu dan drama; dan puisi
yang meliputi lirik, epic dan dramatik.
Ide induk yang
menjadi pangkal awal sesuatu karangan hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide
induk dikembangkan, memilih salah satu di antara rincian ide-ide yang
muncul untuk dijadikan topik karangan. Topik dibatasi dengan sebuah tema
tertentu. Tema adalah sesuatu segi, unsur, atau faktor dari topik yang akan
dijadikan pusat pembicaraan. Jadi, pada topik itu ditentukan salah satu segi,
unsur, atau faktornya yang akan dijadikan acara pembicaraan.
Topik yang telah dibatasi
dengan tema itu merupakan pendapat atau pangkal tolak pengarang yang setelah
ditulis lengkap menjadi karangan yang diharapkannya. Pendapat atau pangkal
tolak pengarang dapat lah disebut ide pokok karangan yang bisa dan sebaiknya
dirumuskan dalam sebuah kalimat ide pokok. Kalimat ide pokok itu dapat
dikatakan merupakan inti dari seluruh karangan.
Langkah yang terakhir mengurai
rumusan kalimat ide pokok menjadi sebuah garis besar karangan. Garis besar,
rangka, atau disebut juga outline adalah suatu rencana karangan yang menunjukan
ide-ide (dari ide pokok sampai ide pendukung dan ide penegas) yang berhubungan
satu sama lain secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah
karangan yang lengkap dan utuh.
B. Saran
Pengembangan karangan
merupakan hal penting yang dipelajari dalam menulis, jadi sangatlah penting
bagi para mahasiswa mahasiswi untuk
pemahan tentang pengembangan suatu karangan.
DAFTAR PUSTAKA:
Sumber Kepustakaan:
Asrom
dkk. 1997. Dari Narasi hingga Argumentasi. Jakarta: Erlangga.
Keraf,
Gorys. 1985. Eksposisi Komposisi Lanjutan II. Jakarta: PT Grasindo.
Soedjito
dan Mansur Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: CV Remaja
Karya.
Yulianto,
Sarno dkk. 2005. Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA
Kelas X. Surakarta: Widya Duta.
Nurudin. 2010. Dasar-dasar Kepenulisan. Malang: UMM
Press.
Sumber
Internet: