Selasa, 20 Oktober 2015

Makalah Pengolonggan Tulisan

Tugas makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pembelajaran
dari matakuliah Dasar Dasar Penulisan
TUGAS MAKALAH
PENGGOLONGAN TULISAN



Kelompok B
Anggota:      Ardiansyah
Heru Gustian
M. Rizal P.
Rizaldi Santalea
Kelas   :        Ilmu Komunikasi Semester 4

STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi

Address: Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat, Jl. Raya Cisaat No. 06, Sukabumi, Jawa Barat Phone:(0266) 222867
          Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT karena atas segala kehendak-Nyalah tugas makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
          Dalam penyelesaiaan tugas makalah ini dibuat dengan maksud untuk menjelaskan tentang Penggolongan Tulisan. Dengan berbekal mencari dari berbagai referensi sumber materi, akhirnya tugas makalah ini dapat diselesaikan dalam waktu yang cukup singkat walaupun mungkin saja masih terdapat banyak kekurangan. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini belum sempurna dan masih terdapat banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami berharap adanya segala kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah ini bisa menjadi lebih baik dan berdaya guna bagi semua pihak di masa mendatang.

                   Sukabumi, 5 November 2015


DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................................... ii
BAB 1 Pendahuluan.......................................................................................................... 1
A.    Latar Belakang...................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C.     Tujuan Penulisan.................................................................................................... 2
D.    Manfat Penulisan................................................................................................... 2
E.     Sistematika Penulis................................................................................................ 2
BAB 2 Isi Pembahasan...................................................................................................... 4
A.    Keterampilan Menulis............................................................................................ 4
a)      Pengertian Menulis.......................................................................................... 4
b)      Ciri-Ciri Tulisan yang Baik.............................................................................. 5
B.     Penggolongan Tulisan Karangan........................................................................... 6
a)         Menurut Bentuk............................................................................................. 6
b)        Menurut Ragam............................................................................................ 13
c)         Menurut Jenis............................................................................................... 13
d)        Menurut Rumpun......................................................................................... 14
e)         Menurut Macam........................................................................................... 14
C.       Karangan Eksposisi.............................................................................................. 14
a)         Pengertian Karangan Eksposisi.................................................................... 14
b)        Teknik Penulisan Karangan Eksposisi.......................................................... 15
c)         Syarat Menulis Eksposisi.............................................................................. 16
d)        Metode Menulis Eksposisi............................................................................ 16
D.    Teknik Think-Pair-Share (berpikir-berpasangan-berbagi) ................................... 18
E.     Penelitian yang Relevan....................................................................................... 22
F.      Kerangka Pikir..................................................................................................... 24
G.    Hipotesis Penelitian............................................................................................. 26
BAB 3 Penutup............................................................................................................... 27
A.    Kesimpulan.......................................................................................................... 27
B.     Saran.................................................................................................................... 28
Daftar Pustaka.................................................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Tulisan adalah suatu hasil perwujudan ide dari seorang penulis. Ide sebelum ditransformasikan menjadi suatu tulisan, terlebih dulu diolah secara matang berdasarkan kriteria-kriteria golongan tulisan yang akan dihasilkan.
      Suatu tulisan dapat dikategorikan pada golongan tertentu apabila telah memenuhi kriteria-kriteria sesuai golongan tersebut.  Setiap golongan tulisan memiliki perbedaan pada tiap detailnya. Perbedaan ini yang menjadi dasar penggolongan tulisan yang ada.
Pemahaman tentang penggolongan tulisan, sangat diperlukan seorang penulis sebelum ia mewujudkan ide-idenya ke dalam sebuah tulisan. Membuat tulisan dapat diperoleh dengan banyak membaca, berlatih, bekerja keras, pantang menyerah dan membisakan diri serta belajar langsung kepada penulis-penulis ahli yang tentunya memiliki pengalaman lebih banyak.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
1.    Apa pengertian menulis?
2.    Bagaimana ciri ciri menulis yang baik?
3.    Bagaimana penggolongan bentuk berdasarkan bentuk?.
4.    Bagaimana penggolongan bentuk berdasarkan ragam?.
5.    Bagaimana penggolongan bentuk berdasarkan jenis?.
6.    Bagaimana penggolongan bentuk berdasarkan rumpun?.
7.      Bagaimana penggolongan bentuk berdasarkan macam?.
8.      Apa pengertian karangan eksposisi?
9.      Bagaimana teknik penulisan karangan eksposisi?
10.  Apa saja syarat karangan eksposisi?
11.  Bagaimana metode menulis eskposisi?
12.  Bagaiman teknik think-pair-share?

C.     Tujuan
Tujuan penulisan di dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Dasar Penulisan.
2.      Untuk mengetahui dan memperdalam menulis karangan.
3.      Untuk mengetahui hal – hal yang dibicarakan dalam pengembangan karangan.

D.     Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui dan memperdalam menulis karangan.
2.      Mengetahui hal-hal yang dibicarakan dalam pengembangan karangan.
3.    Mengetahui penggolongan bentuk berdasarkan bentuk.
4.    Mengetahui penggolongan bentuk berdasarkan ragam.
5.    Mengetahui penggolongan bentuk berdasarkan jenis.
6.    Mengetahui penggolongan bentuk berdasarkan rumpun.
7.    Mengetahui penggolongan bentuk berdasarkan macam.

E.     Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah disusun untuk mempermudah pemahaman sebagai berikut ini:
BAB IPendahuluan. Membahas mengenai latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penulisan, sistematika penulisan dan sudut pandang penulis.
BAB IIPembahasan. Membahas mengenai permasalahan yang  dikaji oleh penulis juga merupakan kumpulan uraian uraian dari penjelasan terhadap aspek-aspek apa yang ditanyakan dalam perumusan masalah.
BAB III, Kesimpulan. Membahas mengenai kesimpulan dan saran penulis yang dapat ditarik dari pembahasan masalah, yaitu berupa hasil temuan dan pandangan penyusun, serta jawaban terhadap masalah-masalah secara keseluruhan dari permasalahan yang dikaji mengenai pandangan penyusun terhadap Penggolongan Tulisan.




1)     
BAB II
ISI PEMBAHASAN
Kajian Teori
Penggolongan tulisan banyak yang dikenal. Penggolongan tersebut sangat dipengaruhi oleh yang mengemukakan, kepentingan dan dasarannya. Menurut The Liang Gie (2002), penggolongan tulisan dapat didasarkan pada bentuk, ragam, jenis, rumpun dan macam. Nurudin, (2010:50).

A.      Keterampilan Menulis
a)      Pengertian Menulis
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 2008: 21). Djibran (2008: 17) menyatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan hasil bacaan dalam bentuk tulisan, bukan dalam bentuk tutur.
Menulis menurut Gie (2002: 3) diistilahkan mengarang, yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Menulis dipergunakan sesorang untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi orang lain. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, dan pemakaian kata-kata yang jelas dan baik.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan seseorang dalam mengungkapkan ide, gagasan atau buah pikiran melalui tulisan. Buah pikiran tersebut dapat berupa pendapat, pengetahuan, pengalaman, keinginan, atau pun perasaan seseorang. Menulis tidak hanya mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis melalui media bahasa tulis saja tetapi meramu tulisan tersebut agar dapat dipahami pembaca.

b)     Ciri-Ciri Tulisan yang Baik
Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri. Rosidi (2009: 10-11) mengemukakan bahwa tulisan yang baik memiliki ciri-ciri:
a)    Kesesuaian judul dengan isi tulisan,
b)   Ketepatan penggunaan ejan dan tanda baca,
c)    Ketepatan dalam struktur kalimat,
d)   Kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan dalam setiap paragraf.
Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri.
Lain halnya dengan Enre (1988: 9) yang mengemukakan bahwa tulisan yang baik memiliki ciri-ciri:
a) Bermakna,
b) Jelas,
c) Padu dan utuh,
d) Ekonomis, dan
d) Mengikuti kaidah gramatikal.
Tulisan yang baik merupakan tulisan yang mampu menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang dikatakan dalam tulisan. Kebermaknaan tulisan didukung oleh kejelasan tulisan tersebut. Tulisan dapat disebut sebagai tulisan yang jelas jika pembaca dapat membaca dengan kecepatan yang tetap dan menangkap makna yang ada dalam tulisan tersebut. Selain bermakna dan jelas, tulisan yang baik memiliki kepaduan dan utuh. Sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat mengikutinya dengan mudah. Hal tersebut karena terdapat pengorganisasian tulisan dengan jelas sesuai perencanaan dan bagian-bagiannya dihubungkan dengan yang lain.
Tulisan yang baik juga tidak menggunakan kata yang berlebihan. Selain itu, tulisan padat dan lurus ke depan. Tulisan yang baik selalu mengikuti kaidah gramatikal, menggunakan bahasa baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan mengharapkan orang lain juga menggunakannya dalam komunikasi formal atau informal.
Jadi, tulisan yang baik adalah tulisan yang jelas dan bermakna, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, efektif dan efisien, objektif, dan selalu mengikuti kaidah gramatikal. Hal tersebut akan membuat pembaca mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis.

B.     Penggolongan Tulisan Karangan
a)      Menurut Bentuk Tulisan
Ø Cerita (narasi)
Paragraf Narasi adalah karangan maupun cerita yang menyajikan suatu peristiwa atau kejadian serta bagaimana peristiwa itu berlangsung berdasarkan urutan waktu. Peristiwa itu bisa benar benar terjadi tapi bisa juga hanya khayalan saja. Contohnya roman, novel, cerpen drama, biografi.
Ciri-ciri cerita narasi diantaranya:
·           Adanya unsur perbuatan atau tindakan.
·           Adanya unsur rangkaian cerita.
·           Adanya sudut pandang pengarang.
·           Adanya keterangan nama tokoh dalam cerita.
·           Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa.
·           Unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur perasaan.
·           Menggunakan bahasa sehari-hari.


Paragraf narasi sendiri dibagi menjadi dua macam yakni:
a.      Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah suatu bentuk narasi yang yang tujuanya menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa atau proses. Narasi ini bersifat memperluas pengetahuan pembaca. Tahapan tahapan dalam suatu proses disampaikan dengan bahasa yang informatif dengan titik berat pada penggunaan kata denotatif.
Contoh paragraf narasi ekspositoris:
Cara merawat dan memelihara merpati tidaklah terlalu sulit. Bagi pemula, langkah pertama adalah membeli merpati satu pasang di tempat usaha peternakan merpati. Jika merpati masih kecil, usahakan kandang tidak terlalu terbuka agar suasana dalam kandang cukup hangat, tapi cukup terang. Selanjutnya, periksalah makanan dan minumannya serta berikan secara teratur. Sebaiknya kandang merpati dibersihkan secara teratur untuk menjaga kesehatan merpati dan tempat tinggalnya.
b.      Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah suatu bentuk narasi yang tujuanya merangsang saya khayal pembaca. Tujuan utamanya adalah memberi makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman . Bahasa yang digunakan lebih condong ke bahasa kiasan dengan menggunakan kata kata konotatif.
Contoh paragraf narasi sugestif :
Saya menuju ke lapangan terbang, dengan menunjukkan kartu kuning, segera saya diijinkan turut menumpang Dakota. Turun dari kemayoran segera saya naik taksi pula ke Priok. Kapal yang akan berangkat ke Singapura ialah majesty. Secepat rusa saya berlari menuju kapal tersebut. Berdiri sambil bersandarkan terali tampak seorang laki laki setengah tua, berpakaian teluk belanga berpeci seremban dan berkain sarung Trengganau.
Ø Penjabaran (deskripsi)
Penjabaran deskripsi adalah suatu tulisan atau karangan yang menggambarkan atau memaparkan suatu objek, lokasi, keadaan atau benda dengan kata-kata. Biasanya apa yang kita gambarkan dalam karangan kita merupakan hasil pengamatan panca indra kita.
Jenis karangan deskripsi
Secara garis besar ada 2 macam bentuk karangan deskripsi:
a.      Deskripsi Ekspositori
Merupakan suatu karangan yang sangat logis, biasanya merupakan daftar rincian atau hal yang penting-penting saja yang disusun menurut sistem dan urutan-urutan logis objek yang diamati.
b.      Deskripsi Impresionatis
Merupakan karangan yang menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk menetralisir pembacanya. Deskripsi impresionistis ini lebih menekankan impresi atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi atau ketika melakukan impresi tersebut.
Ciri-ciri karangan deskripsi
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
·           Menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
·           Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
·           Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Contoh deskripsi berupa fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenisflora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Ø Paparan (oksposisi)
Paparan oksposisi adalah karangan / bentuk wacana yang berusaha menerangkan, menjelaskan, dan menguraikan suatu objek dengan tujuan utama memberitahukan atau memberi informasi  mengenai objek tersebut sehingga dapat memperluas wawasan dan pengetahuan pembaca. Wacana eksposisi sama sekali tidak bermaksud mempengaruhi atau mengubah sikap dan pendapat para pembacanya. Bentuk wacana eksposisi banyak digunakan dalam menulis artikel, tulisan ilmiah populer,  diktat perkuliahan, buku-buku bacaan ilmiah, dsb.
Ciri-ciri wacana eksposisi:
·         Menjelaskan fakta, proses sesuatu, pendapat, keyakinan dan sebagainya.
·         Memerlukan fakta yang diperkuat dengan angka, data, peta, grafik dan sebagainya untuk memperjelas informasi.
·         Memerlukan analisis (penalaran).
·         Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, penelitian, sikap, dan keyakinan.
·         Menggunakan bahasa yang informatif  dengan kata-kata denotatif.
·         Eksposisi panjang mengandung tiga bagian utama yaitu  pendahuluan, tubuh (isi) eksposisi , dan penutup (penutup eksposisi berupa penegasan).
Pola Pengembangan Eksposisi
a.      Eksposisi Proses adalah  paragraf eksposisi yang menjelaskan serangkaian tindakan, pengolahan dalam menghasilkan sesuatu, uraian cara terjadinya sesuatu, cara melakukan sesuatu secara kronologis.
Contoh:
Setelah dituang dari tabung bambu,  cairan manis tersebut kemudian disaring, ditampung dalam tempayan kemudian direbus sampai mendidih. Dalam waktu lebih kurang 2 jam cairan tersebut akan mengental dan berwarna coklat. Selanjutnya diturunkan dan diaduk dengan posisi miring, agar menjadi dingin. Lebih kurang 20 menit, cairan gula merah tersebut siap dicetak, sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
b.     Eksposisi Perbandingan adalah paragraf eksposisi yang menjelaskan perbandingan dua hal atau lebih dengan menunjukkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dari objek yang dibandingkan.
Contoh:
Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal karya sastra yang disebut pantun dan syair. Kedua karya sastra itu berbentuk puisi dan tergolong karya sastra lama. Keduanya memiliki jumlah baris yang sama dalam tiap bait, yaitu empat baris. Baik pantun maupun syair sekarang jarang dijumpai pada karya sastra masa kini. Kalau pun ada biasanya hanya dalam nyayian saja.
c.      Eksposisi Sebab –Akibat adalah paragraf eksposisi yang menguraikan sesuatu dengan cara dijelaskan dalam bentuk hubungan sebab akibat atau akibat sebab.
Contoh:
Krisis minyak bumi menambah parahnya inflasi. Dalam waktu singkat harga minyak naik empat kali lipat. Biaya produksi pun naik karena pabrik banyak menggunakan bahan bakar minyak untuk mengoperasikan mesin. Harga barang-barang di pasaran juga menjadi semakin  tinggi. Akibatnya, daya beli masyarakat menjadi semakin menurun.    
d.     Eksposisi Ilustrasi adalah paragraf eksposisi yang menggunakan penjelasan tambahan untuk memperjelas paparan lain.
Contoh:
Menurut undang-undang ketenagakerjaan semua perusahaan diwajibkan menjamin keselamatan dan kesehatan setiap setiap tenaga kerjanya. Jam kerja para karyawan ditentukan. Biasanya 8 jam sehari. Tiga jam setelah bekerja, mereka diberikan kesempatan untuk istirahat selama lebih kurang 15 menit. Waktu istirahat digunakan untuk minumdan menikmati makanan kecil. Selelah itu mereka bekerja kembali. Selain itu, para pekerja diwajibkan mengenakan masker, khususnya di tempat kerja yang berasap, berdebu, dan berbau.
e.      Eksposisi Umum Khusus atau Khusus Umum adalah paragraf eksposisi yang dimulai dengan menjelaskan sesuatu dari hal-hal yang bersifat umum kemudian menjelaskannya dengan kalimat-kalimat pendukung yang lebih khusus. (dan sebaliknya untuk khusus umum).
Contoh:
Industri berskala rumah tangga mengalami perkembangan pesat. Industri kompor minyak di Jawa Timur bahkan telah berancang-ancang ekspor. Industri emping belinjo di Jawa Tengah pun tidak mau ketinggalan, perkembangannya cukup membanggakan. Demikian juga industri kerajinan senjata tajam (bedog) di Jawa Timur. Pemasaran senjata jenis golok ini telah sampai ke pulau Sumatra.
Ø Bincangan (argumentasi)
Bincangan argumentasi adalah suatu karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.
Ciri-ciri karangan argumentasi:
·         Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca.
·         Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar.
·         Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.
·         Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas.
·         Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian.
b)     Menurut Ragam
a.      Karangan Faktawi adalah ragam karangan yang bertujuan member informasi sesuai dengan fakta senyatanya contohnya koran, majalah, buletin
b.      Karangan Khayali adalah karangan dalam rangka ini yang bermaksud menggugah hati pembaca dan merupakan rengkaan dari isi penulis contohnya novel, cerpen, prosa.
c)      Menurut Jenis
a.       Karangan Faktawi:  karangan ilmiah yang bersifat karangan informatif dan telah dibuktikan kebenarannya atau sesuai kenyataan.
b.      Karangan Ilmiah  adalah merupakan karangan mengenai ilmu, dengan metode, pengolahan, dan penyajian yang ilmiah, dengan gaya tulis yang mengikuti asas-asas jelas – terang, ringkas-padat, dan tepat-cermat.
c.       Karangan Infomatif adalah perangkat-perangkat yang diperlukan oleh karangan ilmiah seperti misalnya daftar pustaka, catatan kaki, pengutipan, serta persyaratan lainya yang bersifat ilmiah ketat.
d.      Karangan khayali : prosa, puisi, prosa adalah bila tidak begitu memperdulikan banyaknya kata, panjang pendeknya kalimat, irama, dan persamaan bunyi, jadi pengungkapan yang bebas, akan dihasilkan karangan yaitu prosa.
e.       Puisi adalah mengutamakan pemilihan dan pemakaian kata secermat-cermatnya dan sehemta-hematnya, pengungkapan yang beralun dan merdu akan dihasilkan karangan yaitu puisi.
d)     Menurut  Rumpun
a.       Karangan Ilmiah: Karangan Kependidikan (mempunyai fungsi pendidikan dan pengajaran),
b.      Karangan Penelitian (merupakan hasil penelitian).
c.       Karangan Informatif: Kisah, Laporan, Ringkasan, Ulasan.
d.      Prosa: Novel, Cerita Pendek, Fiksi Ilmu, Drama.
e.       Puisi: Lirik, Dramatik, Epik.
e)         Menurut Macam
a.       Karangan kependidikan : Karangan Kesarjanaan (paper, skripsi, tesis, disertasi) Karangan Didaktik (diktat kuliah dan buku pelajaran) dan Karangan Referensi(kamus dan ensiklopedi).
b.      Karangan Penelitian : Artikel  Jurnal Ilmiah, Makalah Seminar, Naskah Penelitian.

C.      Karangan Eksposisi
a)      Pengertian Karangan Eksposisi
Eksposisi adalah suatu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Dalam karangan eksposisi, penulis tidak berusaha mempengaruhi pendapat pembaca, setiap pembaca boleh menolak atau menerima apa yang dikemukakan oleh penulis (Keraf, 1986: 3-4).
Nasucha (2009: 50) dalam bukunya mengungkapkan paragraf eksposisi bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya. Paragraf eksposisi biasanya digunakan untuk menyajikan pengetahuan/ilmu, definisi, pengertian, langkah-langkah suatu kegiatan, metode, cara dan proses terjadinya sesuatu.
Lain halnya dengan Alwasilah (2005: 111) yang menyatakan eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi petunjuk kepada pembaca. Eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi, definisi, analisis, komparasi dan kontras.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa eksposisi adalah suatu bentuk tulisan atau retorika untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Eksposisi juga mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi, definisi, analisis, komparasi dan kontras.

b)   Teknik Penulisan Karangan Eksposisi
Keterampilan penulis memadukan dua unsur yaitu sifat topik yang ditulis dan teknik penyajian yang digunakan dengan rangkaian bahasa yang baik dan lancar akan menandai kualitas sebuah eksposisi. Eksposisi mengandung tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, tubuh eksposisi, dan kesimpulan.
Pendahuluan menyajikan latar belakang, alasan memilih topik itu, luas lingkup, batasan pengertian topik, permasalahan dan tujuan penulisan, kerangka acuan yang digunakan. Pada tulisan populer, pendahuluan tidak perlu menyajikan semua unsur yang dikemukakan sebelumnya, cukup dipilih beberapa saja dari semua segi di atas untuk mengembangkan tulisan eksposisi. Pada tubuh eksposisi, penulis harus mengembangkan sebuah organisasi atau kerangka karangan terlebih dahulu. kesimpulan dalam karangan eksposisi tidak mengarah pada usaha mempengaruhi pembaca.
Kesimpulan yang diberikan hanya bersifat pendapat atau kesimpulan yang diterima atau ditolak pembaca. hal terpenting dalam menulis eksposisi, penulis mampu menyajikan informasi untuk memperluas wawasan atau pengetahuan pembaca (Keraf, 1986: 8-10).

c)    Syarat Menulis Eksposisi
Karangan eksposisi bertujuan untuk memperluas pengetahuan pembaca. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila memenuhi syarat-syarat tertentu. Keraf (1986: 6) menyatakan:
(1) penulis mengetahui serba sedikitnya tentang subjeknya, dengan demikian penulis dapat mengembangkan penetahuannya mengenai subjeknya untuk kemudian ditampilkan dalam tulisan;
(2) penulis harus mampu menganalisis persoalan yang ada dengan jelas dan konkret.

d)     Metode Menulis Eksposisi
Penulisan karangan eksposisi dapat menggunakan beberapa metode. Metodemetode tersebut adalah metode identifikasi, metode perbandingan, metode ilustrasi atau eksemplifikasi, metode klasifikasi, metode definisi, dan metode analisis (analisis bagian, analisis fungsional, analisis proses, analisis kausal) (Keraf, 1986: 7). Berikut akan dijelaskan mengenai metode-metode tersebut.
Identifikasi merupakan suatu metode untuk menggarap sebuah eksposisi sebagai jawaban atas pertanyaan apa itu?, siapa itu?. Berdasarkan hubungan ini makna yang tepat untuk pengertian identifikasi adalah proses penyebutan unsur-unsur yang membentuk suatu hal sehingga ia dikenal sebagai hal tersebut, dengan kata lain metode identifikasi merupakan sebuah metode yang berusaha menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu objek tersebut.
Perbandingan adalah suatu cara untuk menunjukkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara dua objek atau lebih dengan menggunakan dasar-dasar tertentu. Tujuan perbandingan adalah membicarakan sesuatu yang dianggap belum diketahui pembaca, dengan membandingkannya dengan hal lain yang udah dianggap sudah diketahui oleh para pembaca.
Ilustrasi adalah suatu metode untuk mengadakan gambar atau penjelasan yang khusus dan konkret atas suatu prinsip umum atau sebuah gagasan umum. Dalam metode ilustrasi atau eksemplifikasi pengarang ingin menjelaskan suatu prinsip umum atau suatu kaidah yang lebih luas lingkupnya dengan mengutip atau menunjukkan suatu pokok yang khusus yang tercakup dalam prinsip umum atau kaidah yang lebih luas cakupannya itu. Klasifikasi merupakan suatu proses yang bersifat alamiah untuk menampilkan pengelompokan-pengelompokan sesuai dengan pengalaman manusia.
Klasifikasi merupakan metode untuk menempatkan barang-barang dalam suatu sistem kelas. Klasifikasi juga merupakan metode yang sering dipakai dalam menyusun kaidahkaidah ilmiah, khususnya untuk sampai pada suatu pengetahuan baru.
Definisi merupakan suatu proses yang berusaha meletakkan batas-batas penggunaan sebuah kata, seperti tampak dalam makna dari unsur-unsur kata itu sendiri. Definisi juga dapat digunakan sebagai suatu metode penulisan eksposisi definisi memberikan pengetahuan kepada kita “barang itu sebenarnya apa”.
Analisis adalah suatu cara membagi-bagi subjek ke dalam komponen komponennya. Jadi, analisis berarti melepaskan, menanggalkan, atau menguraikan sesuatu yang terikat. Analisis sama sekali tidak menciptakan komponen-komponen. Bagian-bagian itu ditemukan oleh penulis, bukan diciptakan oleh penulis, dengan menemukan bagian-bagian itu penulis meminta pembaca untuk memperhatikan bagian-bagian tersebut.
Pada penelitian ini, penggunaan metode menulis eksposisi siswa tidak difokuskan pada salah satu metode. Jadi, penelitian ini terfokus pada penggunaan teknik think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan menulis eksposisi terutama di SMA Negeri 1 Piyungan, Bantul.

D.    Teknik Think-Pair-Share (berpikir-berpasangan-berbagi)
Teknik think-pair-share timbul dari penelitian tentang cooperative learning. Teknik belajar mengajar Berpikir-Berpasangan-Berbagi dikembangkan oleh Frank Lyman sebagai struktur kegiatan pembelajaran Cooperative Learning (Lie, 2008: 57). Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi dari siswa.
Sementara itu, Arends (2008: 15-16) menjelaskan langkah-langkah penerapan teknik tersebut atas langkah 1 Thinking, langkah 2 Pairing, dan langkah 3 Sharing. Berdasarkan langkah-langkah tersebut, penerapan teknik think-pair-share pada pembelajaran menulis eksposisi adalah sebagai berikut:
·         Langkah 1 Thinking
Guru mengajukan pertanyaan atau tugas pelatihan`mengenai menulis eksposisi. Siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau mengerjakan tugas itu secara individual dalam waktu tertentu yang dibatasi, misalnya 5 menit.
·         Langkah 2 Pairing
Dalam periode ini, setiap siswa diminta untuk bekerja berpasangan dengan pasangannya masing-masing untuk mendiskusikan segala hasil pemikiran atau pekerjaan masing-masing. interaksi dalam tahap ini bias berupa saling berbagi jawaban atau saling mengoreksi hasil pekerjaan, atau saling memberi masukan terhadap pekerjaan itu.


·         Langkah 3 Sharing
Dalam periode ini, guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang sudah didiskusikan atau dibicarakan bersama pasangannya dengan seluruh kelompok atau kelas. Lebih efektif bagi guru untuk berjalan mengelilingi ruangan, dari satu pasangan ke pasangan lain sampai seperempat atau separuh pasangan berkesempatan melaporkan hasil diskusi mereka.
Suprijono (2009: 91) menyatakan pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Selanjutnya, “Pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Pasangan-pasangan itu diberi kesempatan untuk berdiskusi. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini disebut dengan “Sharing”.
Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) merupakan pembelajaran kooperatif yang menekankan kerja sama antara peserta didik dalam kelompok. Pemikiran bahwa peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep bila mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya, hal itu yang mendasarinya. Melalui teknik ini pula siswa diharapkan bekerja sama secara kelompok dalam pembelajaran menulis eksposisi sehingga meringankan dan membantu siswa yang kurang mampu menjadi mampu.
Teknik ini juga memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dan mengkomunikasikan pemikirannya kepada siswa lain. Think-pair-share (berpikir berpasangan-berbagi) dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap think (tahap berpikir), pair (tahap berpasangan), dan share (tahap berbagi). Prosedur pelaksanaan think-pair-share adalah sebagai berikut (Lie, 2008 :58).
1. Siswa membagi kelas menjadi kelompok yang terdiri dari 4 orang.
2. Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi paragraf.
3. Guru memberikan pengertian tentang paragraf eksposisi.
4. Guru memimpin diskusi kecil untuk membahas tugas siswa dalam mengidentifikasi paragraf.
5. Siswa merencanakan tema untuk penulisan paragraf eksposisi.
6. Siswa memikirkan secara individu ide pokok yang akan dikembangkan menjadi paragraf eksposisi berdasarkan tema yang telah disepakati. (think)
7. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan 17 berdiskusi dengan pasangannya mengenai masalah-masalah yang perlu diungkapkan dalam paragraf eksposisi. (pair).
8. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok kecilnya (4 orang). Siswa membagikan hasil kerja atau berbagi dalam kelompoknya dan mendiskusikannya. (share)
9. Setelah diskusi selesai, masing-masing siswa memikirkan hasil diskusi yang telah dilakukan (think)
10. Siswa kembali berdiskusi dan menukar pekerjaannya dengan teman sebangku untuk diberi masukan-masukan (pair).
11. Setelah diskusi selesai, masing-masing siswa mulai mengembangkan ide pokoknya menjadi sebuah paragraf eksposisi atau karangan eksposisi.
12. Guru menambah pokok permasalahan yang belum diutarakan siswa.
13. Siswa memikirkan masukan dari guru.
14. Siswa melaanjutkan tulisannya menjadi paragraf eksposisi yang sempurna.
Dalam pelaksanaan teknik ini guru menjelaskan materi dengan mengaitkannya dengan pengalaman dan pengetahuan anak sehingga mereka mudah menanggapi dan memusatkan perhatian. Titik pusat (fokus) dapat tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang akan dipecahkan atau merumuskan konsep yang akan ditemukan. Guru menginginkan siswa memikirkan lebih mendalam tentang apa yang telah dijelaskan.
Guru akan membiarkan dan memberi kesempatan kepada para siswa untuk mencari dan menemukan sendiri informasi. Siswa diupayakan untuk belajar sambil bekerja dan belajar bersama dalam kelompok. Tugas yang berat dikerjakan seorang diri akan menjadi mudah bila dikerjakan bersama. Siswa yang egois akan menyadari pentingnya hidup bersama dalam hal tertentu. Siswa pun akan terbiasa menghargai pendapat orang lain dari belajar bersama. Siswa yang belum mengerti penjelasan guru akan menjadi mengerti dari hasil penjelasan dan diskusi mereka dalam kelompok. Think-pair-share ini juga memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) membantu siswa menuangkan ide mereka dan memperbaiki pemahaman. Teknik ini cocok digunakan di SMA karena kondisi siswa SMA yang masih dalam masa remaja yang membuat mereka menyukai hal baru dan lebih terbuka dengan teman seumuran mereka dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Berdasarkan hal tersebut teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan berbagi) diyakini dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis eksposisi. Penggunaan teknik ini dapat membantu siswa untuk bekerja sama sekaligus juga mandiri. Siswa yang merasa kurang mampu menjadi mampu karena adanya kerja sama dengan teman yang mampu. Proses atau langkah-langkah pembelajaran menulis eksposisi dengan teknik think-pair-share (berpikirberpasangan-berbagi) digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1: Proses atau Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Eksposisi dengan Teknik Think-Pair-Share (berpikir berpasangan-berbagi) Teknik Think-Pair-Share (Berpikir-Berpasangan Berbagi).

E.       Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian berjudul keefektifan strategi word map (peta kata) terhadap peningkatan keterampilan menulis eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 5 Yogyakarta Purwanasari (2007). Kesimpulan penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan menulis eksposisi pada siswa dan efektifnya penggunaan strategi word map (peta kata).
Penelitian Purwanasari memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu pada pembahasan mengenai eksposisi dengan desain penelitian eksperimen. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada penelitian Purwanasari menggunakan strategi word map (peta kata) sedangkan penelitian ini menggunakan teknik thinkpair-share.
Penelitian yang berjudul efektifitas penggunaan teknik quantum writing terhadap peningkatan kemampuan menulis contohnya pada karangan eksposisi siswa kelas X SMAN 2 Bnguntapan Bantul oleh Aruwiyantoko (2009) juga relevan dengan penelitian yang dilakukan. Kesimpulan penelitian oleh Aruwiyantoko adalah meningkatnya keterampilan menulis eksposisi pada siswa dan efektifnya penggunaan teknik quantum writing.
Penelitian Aruwiyantoko memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu pada pembahasan mengenai eksposisi dengan desain penelitian eksperimen. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada penelitian Aruwiyantoko menggunakan teknik quantum writing sedangkan penelitian ini menggunakan teknik think-pair-share.
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berjudul keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe think-pairsquare dalam meningkatkan keterampilan menulis eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Godean oleh Jantiningsih (2011). Kesimpulan penelitian oleh Jantiningsih adalah meningkatnya keterampilan menulis eksposisi pada siswa dan efektifnya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-square.
Penelitian Jantiningsih memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu pada pembahasan mengenai eksposisi dengan desain penelitian eksperimen dan mengunakan pembelajaran kooperatif. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada penelitian Jantiningsih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-square sedangkan penelitian ini menggunakan teknik think-pair-share.

F.     Kerangka Pikir
Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kebahasaan yang penting untuk dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa. Menulis menjadi keterampilan yang paling sulit dibanding keterampilan lainnya. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang mendukung agar tercapai pembelajaran menulis yang efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Salah satu alternatif untuk menarik perhatian siswa dan meningkatkan motivasi belajar dapat digunakan teknik think-pair-share.
Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai berpikir-berpasanganberbagi yang dikembangkan oleh Frank Lyman. Teknik ini memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan orang lain dan mengkomunikasikan pemikirannya. Siswa kelas X SMA Negeri 1 Piyungan, Bantul melalui teknik thinkpair-share ini diharapkan dapat bekerja sama secara kelompok dan membantu siswa yang tidak mampu menjadi mampu.
Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) adalah pembelajaran kooperatif yang merupakan salah satu bentuk pembelajaran berdasarkan paham kontruktivisme. Dalam teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) peserta didik bekerja sama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas belajar kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik.
Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) menekankan kerja sama antar peserta didik dalam kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Pada teknik think-pairshare (berpikir-berpasangan-berbagi) yang merupakan pembelajaran kooperatif kelompok belajar yang mencapai hasil belajar maksimal diberikan penghargaan. Pemberian penghargaan ini adalah untuk merangsang munculnya dan meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar.
Gambar 2: Kerangka Pikir Penelitian


G.    Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis peneilitian yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
Inovasi Pembelajaran Menulis Teknik Pembelajaran Teknik ThinkPair-Share Siswa Berdiskusi dan Menuliskan Ide Pokok Pembelajaran Menulis Eksposisi Keterampilan Menulis Eksposisi Keefektifan Teknik ThinkPair-Share.
v  Hipotesis Nihil (H0)
a. Tidak ada perbedaan yang positif dan signifikan keterampilan menulis eksposisi antara kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan teknik think-pair-share dan kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan teknik think-pair-share.
b. Pembelajaran keterampilan menulis eksposisi menggunakan teknik think-pairshare tidak lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran keterampilan menulis eksposisi yang tidak menggunakan teknik think-pair-share.
v  Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada perbedaan yang positif dan signifikan keterampilan menulis eksposisi antara kelompok siswa yang menggunakan teknik think-pair-share (berpikirberpasangan-berbagi) dan kelompok siswa yang tanpa menggunakan teknik think-pair-share.
b. Pembelajaran keterampilan menulis eksposisi menggunakan teknik think-pairshare (berpikir-berpasangan-berbagi) lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran keterampilan menulis eksposisi tanpa menggunakan teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi).




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengertian dari karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan pemikiran seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca yang bermaksud untuk mudah dipahami. Proses mengarang dimulai dengan lahirnya ide suatu induk yang terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk  yang menjadi pangkal awal sesuatu karangan hendaknya juga dikembangakan. Setelah ide induk di kembangkan, memilih salah satu di antara rincian ide-ide yang muncul untuk dijadikan topik karangan.
Setiap karangan mengandung ide dari pengarang. proses   mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk yang terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk itu biasanya terlampau luas, cukup kabur, dan perlu diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu topic atau pokok soal karangan yang memadai.
Penggolongan tulisan berdasarkan rumpun merupakan pecahan dari menururut jenis yaitu: tulisan ilmiah yang meliputi tulisan kependidikan dan tulisan penelitian; tulisan informatif yang meliputi kisah, laporan, ringkasan, ulasan dan artikel; prosa yang meliputi novel, cerpen, fiksi ilmu dan drama; dan puisi yang meliputi lirik, epic dan dramatik.
Ide induk  yang menjadi pangkal awal sesuatu karangan hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide induk dikembangkan, memilih salah satu di antara rincian ide-ide yang muncul untuk dijadikan topik karangan. Topik dibatasi dengan sebuah tema tertentu. Tema adalah sesuatu segi, unsur, atau faktor dari topik yang akan dijadikan pusat pembicaraan. Jadi, pada topik itu ditentukan salah satu segi, unsur, atau faktornya yang akan dijadikan acara pembicaraan.
Topik yang telah dibatasi dengan tema itu merupakan pendapat atau pangkal tolak pengarang yang setelah ditulis lengkap menjadi karangan yang diharapkannya. Pendapat atau pangkal tolak pengarang dapat lah disebut ide pokok karangan yang bisa dan sebaiknya dirumuskan dalam sebuah kalimat ide pokok. Kalimat ide pokok itu dapat dikatakan merupakan inti dari seluruh karangan.
Langkah yang terakhir mengurai rumusan kalimat ide pokok menjadi sebuah garis besar karangan. Garis besar, rangka, atau disebut juga outline adalah suatu rencana karangan yang menunjukan ide-ide (dari ide pokok sampai ide pendukung dan ide penegas) yang berhubungan satu sama lain secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan yang lengkap dan utuh. 

B.     Saran
Pengembangan karangan merupakan hal penting yang dipelajari dalam menulis, jadi sangatlah penting bagi para mahasiswa mahasiswi untuk pemahan tentang pengembangan suatu karangan.


DAFTAR PUSTAKA:

Sumber Kepustakaan:
Asrom dkk. 1997. Dari Narasi hingga Argumentasi. Jakarta: Erlangga.
Keraf, Gorys. 1985. Eksposisi Komposisi Lanjutan II. Jakarta: PT Grasindo.
Soedjito dan Mansur Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: CV Remaja Karya.
Yulianto, Sarno dkk. 2005. Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA Kelas X. Surakarta: Widya Duta.
Nurudin. 2010. Dasar-dasar Kepenulisan. Malang: UMM Press.

Sumber Internet: