Kamis, 05 Desember 2013

Review & Prediksi Pemenang FFI (Festival Film Indonesia 2013) Piala Citra:


Ajang tahunan dan lambang supremasi penghargaan tertinggi bagi insan perfilman Indonesia yaitu Festival Film Indonesia digelar kembali dan akan diselenggarakan pada tanggal 7 Desember 2013 yang bertempat di Marina Convention Center, Semarang dan akan ditayangkan live lewat stasiun tv SCTV. Ajang FFI ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 dan berlanjut pada tahun 1960 dan 1967 yang pada mulanya bernama Pekan Apresiasi Film Nasional dan dilaksanakan secara tahunan pada 1973. Tahun 1966 mulai terciptanya Piala Citra dan pada 1979, sistem nominasi mulai digunakan dan FFI sempat mati suri pada 1992 karena pada era itu perfilman nasional sedang dilanda krisis dan industri perfilman didominasi film esek esek yang dibumbui cerita cerita seksual dengan bintang bintang pemeran artis artis sexy. FFI bangkit kembali pada tahun 2004, FFI tahun 2006 terjadi kontroversi atas kemenangan film Ekskul yang dimana mendapat protes dan kecaman dari MFI (Masyrakat Film Indonesia) yang dikomandoi Mira Lesmana, Riri Riza & Nia Dinata karena film tersebut mengandung unsur Plagiatrisme dan pada 2008 terjadi perubahan bentuk Piala Citra.
Pada FFI 2013 terjadi perubahan format yaitu dihapuskannya sistem penilaian Dewan Penyeleksi Film artinya film film yang didaftarkan berkesempatan mendapatkan penilaian yang sama dari para juri yang kali ini diketuai aktor senior Slamet Rahardjo yang membantah bahwa FFI tidak ada unsur film titipan dan menelan biaya sekita 16,2 milyar rupiah. FFI 2013 yang bertema “Bersama Kita Bisa Majukan Film Indonesia” yang diikuti 45 film bioskop yang telah terdaftar dan hanya 22 film bioskop yang mendapatkan nominasi. Pada kali ini juri FFI memberikan kejutan karena film psychology-thriller Belenggu karya Upi tak disangka dan tak diduga menjadi film dengan nominasi terbanyak dengan total 13 nominasi dari 15 yang dipertandingkan (mudah mudahan gak PHP ya) disusul oleh film film unggulan ada film bertema road movie Laura & Marsha (11 nominasi), Habibie & Ainun (8 nominasi), Sang Kiai (6 nominasi), Cinta Tapi Beda (4), Sang Pialang (4), Air Mata Terakhir Bunda (3), Madre (3), Recto Verso (3), What They Don’t Talk About What They Talk About Love (2), 9 Summers 10 Autumns (1), Air Terjun Pengantin 2 (1), Bidadari Bidadari Surga (1), Gending Sriwijaya (1), Get Married 4 (1), Kisah 3 Titik (1), La Tahzan (1), Merry Go Round (1), Moga Bunda Disayang Allah (1), Tak Sempurna (1), The Legend Of Trio Macan (1). Dan untuk peraih Film Terbaik tahun ini akan diturut sertakan untuk dikirim ke festival international. Baiklah tanpa berbelit belit lagi and back to topic inilah daftar nominasi & reviewnya:
1.       Pemeran Utama Pria Terbaik:
a.       Abimana Aryasatya-Belenggu
b.      Ikranagara-Sang Kiai
c.       Joe Taslim-La Tahzan
d.      Lukman Sardi-Recto Verso (Nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2006, Pendukung Pria Terbaik FFI 2007 & Nominasi Pemeran Pendukung Pria Terbaik FFI 2008).
e.      Reza Rahadian-Habibie & Ainun (Pemeran Pendukung Pria Terbaik FFI 2009 & Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2010).
*Abimana Aryasatya (Belenggu) sukses luar biasa dengan memerankan sosok tokoh Elang yang merasa depresi dan terganggung jiwanya, mungkin ini the best movie-nya buat Abimana karena dalam film ini dia berubah menjadi 180 derajat dari karakternya yang cuek dan slengek-an dari film sebelumnya thumbs up! Tapi balik ke selera juri FFI. Aktor senior Ikranagara (Sang Kiai) berperan sebagai tokoh sejarah dan pendiri Nadhlatul Ulama yaitu KH. Hasyim Asyari untuk akting beliau cukup sukses memerankan tokoh tersebut meskipun ada sedikit effort dan skenario yang kurang luas atau kurang fokus untuk mengeskplor peran sosok sejarah tersebut karena ini film biopik . Joe Taslim (La Tahzan), mantan atlit Taekwondo dan aktor yang sudah menembus peran di film International ini terlihat begitu natural saat memerankan pemuda Jepang bernama Yamada yang jatuh cinta pada sosok mahasiswi Indonesia dan rela berkorban untuk menjadi seorang mualaf namun pada akhirnya cerita filmnya bikin nyesek sih. Lukman Sardi (Recto Verso) sosok yang satu ini sudah kesekian kalinya masuk ke jajaran nominasi Piala Citra untuk masalah akting tidak usah diragukan lagi perannya sebagai Abang yang menderita autis akut yang jatuh cinta pada sosok wanita normal tapi fans perfilman Indonesia mungkin jenuh kali ya dan dalam perannya di film itu Lukman memenangkan pemeran utama pria terbaik Piala Layar Emas 2013. Aktor terakhir yang masuk jajaran kandidat adalah Reza Rahadian (Habibie & Ainun), aktor yang sangat produktif dalam perfilman Indonesia 3 tahun belakangan ini sudah sering masuk nominasi dan pernah meraih 2 kali piala citra tapi melihat dari selera juri FFI sepertinya Reza Rahadian akan menggondol kembali piala tersebut namun dalam aktingnya sebagai sosok Habibie, Reza terlihat terkesan dibuat buat terlalu memaksakan dengan make up yang kurang halus untuk menjadi sosok yang lebih tua dari usianya dan Reza meskipun begitu dia diganjar Piala FFB 2013 sebagai pemeran utama pria terpuji. Jadi, kalo dari selera juri kayanya Reza akan memenangkan Piala Citra ke-3nya*

2.       Pemeran Utama Wanita Terbaik:
a.       Adinia Wirasti-Laura & Marsha (Pemeran Pendukung Wanita Terbaik FFI 2005).
b.      Happy Salma-Air Mata Terakhir Bunda (Pemeran Pendukung Wanita Terbaik FFI 2010).
c.       Imelda Therine-Belenggu
d.      Laudya Cynthia Bella-Belenggu (Nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2005).
e.      Laura Basuki-Madre (Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2010).
*Entah ke berapa kalinya aktris peraih piala citra sebagai pemeran pendukung wanita terbaik 2005 Adinia Wirasti (Laura & Marsha) berperan sebagai wanita tomboy nan cuek, cuman bedanya di film tersebut dia berperan spontan, asyik, suka petualangan,  dan  mudah akrab sama bule bule yang baru dikenalnya. Berikutnya ada aktris eksotis asal Sukabumi dan pernah meraih pemeran pendukung wanita Piala Citra 2010, Happy Salma (Air Mata Terakhir Bunda) di film ini mungkin terlalu ringan sekali untuk sekelas Happy Salma namun di film ini dari segi teknis peran terasa janggal sekali karena Happy dituntut berperan menjadi seorang ibu yang gigih berasal dari keluarga sederhana sekali dan mempunyai 2 anak yang diperankan Vino G. Bastian & Rizky Hanggono yang notabene umurnya gak beda jauh dengannya. Next ada model Indonesia yang lebih serius di dunia peran. Imelda Therine (Belenggu) yang selalu bermain di film film thriller atau horror, di film tersebut Imel berperan sangat total sekali dan sangat cocok dengan perannya sebagai Jingga yang misterius dan ambisius bahkan sampe rela nari digantung sampe subuh dan biru biru, Piala layar emas pemeran utama wanita terbaik 2013 sebagai bentuk apresiasi dalam perannya. Laudya Cynthia Bella (Belenggu), aktris ini mengawali debut film yang gemilang dan langsung mendapat penghargaan penghargaan diberbagai penghargaan film. Untuk kedua kalinya Bella masuk nominasi yang sama di FFI, lewat film itu Bella tak terlalu banyak dialog karena disitu dia dituntut untuk lebih mengeksplor gestur dan ekspresi matanya yang berperan sebagai Djenar yang berkarakter ringkih, depresi, parno dan ada adegan Bella dengan penuh darah asli yang berasal dari hewan. Terakhir ada aktris blasteran Vietnam, Laura Basuki (Madre) yang berpernah meraih Piala Citra 2010. Untuk masalah akting di fim yang diangkat dari novel karya Dewi Lestari itu, Laura perannya kurang tereksplor dan terkesan tidak ada bedanya dengan FTV-FTV yang dimainnkannya. So far, salah satu aktris Belenggu akan meraih piala citra tahun ini saya lebih prefer ke Imelda tapi banyak yang bilang peran Imel disini sebagai pemeran pendukung*

3.       Pemeran Pendukung Pria Terbaik:
a.       Adipati Dolken-Sang Kiai
b.      Alex Komang-9 Summers 10 Autumns
c.       Didi Petet-Madre
d.      Igor Saykoji-5 CM
e.      Norman Akyuwen-Tak Sempurna
*Aktor senior Alex Komang berperan apik dalam 9 Summers 10 Autumns dan tak menutup kemungkinan akan memenangkan piala citra kedua kalinya.*

4.       Pemeran Pendukung Wanita Terbaik:
a.       Ayushita Nugraha-What They Don’t Talk About What They Talk About Love
b.      Dewi Irawan-Recto Verso
c.       Jajang C. Noer-Cinta Tapi Beda
d.      Meriza Febriyani-Sang Kiai
e.      Poppy Sofia-Merry Go Round
*Peran Dewi Irawan dalam Recto Verso sepertinya akan kembali menjadi selera pilihan juri FFI kali ini walaupun saya lebih prefer ke Ayushita yang filmnya sudah terbukti lolos sebagai film Indonesia pertama di ajang Sundance Film Festival 2013*

5.       Sutradara Terbaik:
a.       Dinna Jasanti-Laura & Marsha
b.      Hanung Bramantyo & Hestu Saputra-Cinta Tapi Beda
c.       Rako Prijanto-Sang Kiai
d.      Rizal Mantovani-5 CM
e.      Upi-Belenggu
*Upi menjadi salah satu sutradara yang diunggulkan untuk tahun ini karena butuh ide sampe 10 tahun untuk menggarap film Belenggu.*

6.       Penulis Naskah Asli Terbaik:
a.       Hestu Saputra-Cinta Tapi Beda
b.      Reni & Dinna Jasanti-Laura & Marsha
c.       Mouly Surya-What They Don’t Talk About What They Talk About Love
d.      Titien Wattimena-Sang Pialang
e.      Upi-Belenggu
*Mouly Surya sutradara sekaligus penulis ini menulis cerita tentang percintaan antara sepasang manusia yang tuna runggu dan buta*

7.       Penulis Skenario Terbaik:
a.       Danial Rifki, Endri Pelita & Kirana Kejora-Air Mata Terakhir Bunda
b.      Ginatris S. Noer & Ifan Ardiansyah-Habibie & Ainun
c.       Novia Faizal, Perdana Kertawiyudha & Taty Apriliyana-Cinta Tapi Beda
d.      Titien Wattimena-Laura & Marsha
e.      Upi-Belenggu
*Skenario jalan cerita film Belenggu memiliki alur atau plot yang cukup sulit ditebak penonton seolah seperti bermain puzzle dan akan menyatu di ending film, good job Mbak Upi*

8.       Penata Artistik Terbaik:
a.       Eros Eflin-Laura & Marsha
b.      Frans Paat-Sang Kiai
c.       Iqbal Marjono-Belenggu
d.      Mai Harison-Air Mata Terakhir Bunda
e.      Vida Sylvia-5 CM
*Untuk artistik Belenggu hadir lebih unggul dibanding nominator lainnya mengapa? Belenggu menghadirkan nilai artistik dan membuat atmosfir suasana retro nan klasik era 1970an sehingga penonton merasa terbawa menuju era tahun 50an namun ada sedikit masalah saat ada adegan polisi menggunakan handphone dan taksi berplat nomer daerah Jakarta yang kurang meyakinkan bahwa latar cerita itu adalah kota antah berantah seperti yang diceritakan sang sutradara, kru kru pun menyulap sebuah gedung tua angker menjadi beberapa studio untuk latar adegan dengan menutup kain kain hitam dimana mana. Kreatif.. *.

9.       Penata Busana Terbaik:
a.       Aldie Harra-Air Terjun Pengantin 2
b.      Aldie Harra-Sang Pialang
c.       Andhika Dharmapermana-Belenggu
d.      Darwyn Tse-Laura & Marsha
e.      Retno Ratih Damayanti-Habibie & Ainun
*Dari segi kostum saya kembali menjagokan film Belenggu, para pemain disulap dengan balutan balutan kostum retro ala era jadul dan sangat pas dengan peran karakter masing masing dan untuk tim make up artist saya salut atas kinerja mereka di film ini*
10.   Penata Efek Visual Terbaik:
a.       Eltra Studio-Moga Bunda Disayang Allah
b.      Galih Mahardika-The Legend Of Trio Macan
c.       S. Suryadi-Gending Sriwijaya
*Berbeda dengan nominasi lainnya, nominasi ini hanya terdiri 3 kandidat saja. Efek film Gending Sriwijaya saya rasa lebih unggul dibanding film lainnya karena efek visualnya lebih halus dari film yang dinominasikan*

11.   Penyunting Gambar Terbaik:
a.       Aline Jusria-Laura & Marsha
b.      Cesa David Lukmansyah & Ryan Purwoko-Get Married 4
c.       Cesa David Lukmansyah & Ryan Purwoko-Recto Verso
d.      Wawan I. Wibowo-Belenggu
e.      Wawan I. Wibowo -Habibie & Ainun
*Hasil editing Cesa David dkk sudah tak diragukan lagi tapi menurut saya editing untuk film Recto Verso lebih unggul karena menggabungkan film omnimbus itu lebih susah dan berat karena dituntut untuk membuat benang merah atau kaitan cerita dalam film tersebut*

12.   Penata Musik Terbaik:
a.       Agni Narottama-Sang Pialang
b.      Agni Narottama & Bembi Gusti-Laura & Marsha
c.       Aksan Sjuman-Belenggu
d.      Thoersi Argeswara-Kisah 3 Titik
e.      Tya Soebijakto-Bidadari Bidadari Surga
*Musik dan film adalah dua unsur yang tak bisa dipisahkan, apa jadinya sebuah film tanpa backsound. Belenggu menghadirkan scoring musik musik mendebarkan dan yang membuat bulu kuduk berdiri adalah saat lagu jawa dimasukkan salah satu adegan, kemampuan Aksan Sjuman juga bekerja dengan baik untuk Belenggu*

13.   Penata Sinematografi Terbaik:
a.       Ical Tanjung-Belenggu
b.      Fachmi J. Saad-Madre
c.       Rachmat Syaiful-Habibie & Ainun
d.      Roy Lolang-Laura & Marsha
e.      Yudi Datau-5 CM
*Sinematografi film 5 CM memberikan penonton dengan suguhan suguhan keindahan panorama alam Indonesia yang memanjakan mata, eksekusi Yudi Datau sangat baik sekali mengingat latar tempat gunung yang digunakan merupakan tempat yang cukup ekstrim dan curam*

14.   Penata Suara Terbaik:
a.       Adityawan Susanto-Sang Pialang
b.      Aufa R. Triangga & Khikmawan Santosa-Laura & Marsha
c.       Khikmawan Santosa-Belenggu
d.      Khikmawan Santosa-Sang Kiai
e.      Satrio Budiono-Habibie & Ainun
*Khikmawan Santosa masternya penata suara di jagat perfilman Indonesia, diantara 3 film garapannnya yang masuk saya kira kolaborasinya dengan Aufa R. Triangga akan membawa pulang piala citra lewat film Laura & Marsha*

15.   Film Bioskop Terbaik:
a.       5 CM
b.      Belenggu
c.       Habibie & Ainun
d.      Laura & Marsha
e.      Sang Kiai

*Akhirnya kita sampai pada puncak nominasi yaitu film bioskop. Kandidat film di FFI tahun ini sangatlah beragam temanya tidak seperti sebelum sebelumnya. 5 CM film yang mengusung drama persahabatan, perjalanan dan nasionalisme ini memuat pesan yang bagus untuk para generasi muda di Indonesia namun pendakian gunung ke puncak Mahameru yang diceritakan di film ini tak semudah seperti pendakian aslinya, film ini mengahadirkan sinematografi yang memukau dan meraih Film Terpuji FFB 2013 walaupun ada beberapa dialog yang dibuat agak nyeleneh. Next, Belenggu film yang bertema Psycology Thriller ini boleh dibilang genre yang cukup langka untuk masuk ke FFI mengingat genre thriller yang terakhir masuk adalah film Fiksi yang menjadi film terbaik (2008), film yang masuk 5 festival international ini menghadirkan cerita skenario yang rumit untuk penonton awam namun sangat penasaran untuk kita temukan pecahan pecahan berbagai misteri dalam filmnya dan lumuran darahnya lebih soft dari film Rumah Dara juga jajaran departemen akting yang sesuai porsinya walaupun di pertengahan cerita agak membuat si sutradara kebingungan untuk menyimpan klimaks hingga ke ending cerita. Ketiga ada film Indonesia terlaris kedua setelah Laskar Pelangi dan peraih Film Favorit IMA 2013, yup Habibie & Ainun film biopik drama yang menyedot berbagai pasang mata ini tembus ke angka 4,3 juta penonton, film ini menghadirkan keharuan dan kisah percintaan seorang mantan Presiden Republik Indonesia dan istrinya. Cerita film ini berjalan maju dan sukses membuat penonton menitikkan air mata walaupun dari segi make up BCL sebagai Bu Ainun terkesan nge-Pop. Laura & Marsha disutradai sutradara baru, film yang bertema road movie ini menghadirkan suguhan cerita yang ringan, natural dan mengalir. Karakter yang bertolak belakang antara 2 pemain utama ini menjadi pokok permasalahan dalam perjalanan ceritanya. Terakhir, film biopik tokoh sejarah Indonesia yang berjudul Sang Kiai. Film ini kurang menggali cerita pemeran utamanya yaitu KH. Hasyim Asyari, karena di film ini lebih menitik beratkan pada peristiwa peperangannya tapi salut kepada jajaran tim artistiknya. Film terbaik FFI saya lebih menjagokan Belenggu entah kenapa ini fim noir ini sumpah keren badai banget dari segi teknis cerita dan bercita rasa hollywood boleh dibilang ini masterpiece-nya Upi karena denger denger ini film khayalannya Upi dari SMP dan butuh 10 tahun untuk mengkonsep ide idenya ya walaupun karakter si pembunuh berkostum kelinci itu mengingatkan kita pada film Donny Darko dan cerita yang sedikit terinspirasi serial hollywood Twin Peaks di tahun 90an. So, tidak menutup kemungkinan Belenggu akan meraih prestasi gemilang dan memborong piala citra tahun ini.