Ajang tahunan dan lambang
supremasi penghargaan tertinggi bagi insan perfilman Indonesia yaitu Festival
Film Indonesia digelar kembali dan akan diselenggarakan pada tanggal 7 Desember
2013 yang bertempat di Marina Convention Center, Semarang dan akan ditayangkan
live lewat stasiun tv SCTV. Ajang FFI ini pertama kali diselenggarakan pada
tahun 1955 dan berlanjut pada tahun 1960 dan 1967 yang pada mulanya bernama
Pekan Apresiasi Film Nasional dan dilaksanakan secara tahunan pada 1973. Tahun
1966 mulai terciptanya Piala Citra dan pada 1979, sistem nominasi mulai
digunakan dan FFI sempat mati suri pada 1992 karena pada era itu perfilman
nasional sedang dilanda krisis dan industri perfilman didominasi film esek esek
yang dibumbui cerita cerita seksual dengan bintang bintang pemeran artis artis
sexy. FFI bangkit kembali pada tahun 2004, FFI tahun 2006 terjadi kontroversi
atas kemenangan film Ekskul yang dimana mendapat protes dan kecaman dari MFI
(Masyrakat Film Indonesia) yang dikomandoi Mira Lesmana, Riri Riza & Nia
Dinata karena film tersebut mengandung unsur Plagiatrisme dan pada 2008 terjadi
perubahan bentuk Piala Citra.
Pada FFI 2013 terjadi perubahan format yaitu dihapuskannya
sistem penilaian Dewan Penyeleksi Film artinya film film yang didaftarkan
berkesempatan mendapatkan penilaian yang sama dari para juri yang kali ini
diketuai aktor senior Slamet Rahardjo yang membantah bahwa FFI tidak ada unsur
film titipan dan menelan biaya sekita 16,2 milyar rupiah. FFI 2013 yang bertema
“Bersama Kita Bisa Majukan Film Indonesia” yang diikuti 45 film bioskop yang
telah terdaftar dan hanya 22 film bioskop yang mendapatkan nominasi. Pada kali
ini juri FFI memberikan kejutan karena film psychology-thriller Belenggu karya
Upi tak disangka dan tak diduga menjadi film dengan nominasi terbanyak dengan
total 13 nominasi dari 15 yang dipertandingkan (mudah mudahan gak PHP ya)
disusul oleh film film unggulan ada film bertema road movie Laura & Marsha
(11 nominasi), Habibie & Ainun (8 nominasi), Sang Kiai (6 nominasi), Cinta
Tapi Beda (4), Sang Pialang (4), Air Mata Terakhir Bunda (3), Madre (3), Recto
Verso (3), What They Don’t Talk About What They Talk About Love (2), 9 Summers
10 Autumns (1), Air Terjun Pengantin 2 (1), Bidadari Bidadari Surga (1),
Gending Sriwijaya (1), Get Married 4 (1), Kisah 3 Titik (1), La Tahzan (1),
Merry Go Round (1), Moga Bunda Disayang Allah (1), Tak Sempurna (1), The Legend
Of Trio Macan (1). Dan untuk peraih Film Terbaik tahun ini akan diturut
sertakan untuk dikirim ke festival international. Baiklah tanpa berbelit belit lagi
and back to topic inilah daftar nominasi & reviewnya:
1.
Pemeran
Utama Pria Terbaik:
a.
Abimana
Aryasatya-Belenggu
b.
Ikranagara-Sang
Kiai
c.
Joe
Taslim-La Tahzan
d.
Lukman
Sardi-Recto Verso (Nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2006, Pendukung Pria
Terbaik FFI 2007 & Nominasi Pemeran Pendukung Pria Terbaik FFI 2008).
e.
Reza
Rahadian-Habibie & Ainun (Pemeran Pendukung Pria Terbaik FFI 2009 &
Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2010).
*Abimana Aryasatya (Belenggu) sukses luar biasa dengan
memerankan sosok tokoh Elang yang merasa depresi dan terganggung jiwanya,
mungkin ini the best movie-nya buat Abimana karena dalam film ini dia berubah
menjadi 180 derajat dari karakternya yang cuek dan slengek-an dari film
sebelumnya thumbs up! Tapi balik ke selera juri FFI. Aktor senior Ikranagara
(Sang Kiai) berperan sebagai tokoh sejarah dan pendiri Nadhlatul Ulama yaitu
KH. Hasyim Asyari untuk akting beliau cukup sukses memerankan tokoh tersebut
meskipun ada sedikit effort dan skenario yang kurang luas atau kurang fokus
untuk mengeskplor peran sosok sejarah tersebut karena ini film biopik . Joe
Taslim (La Tahzan), mantan atlit Taekwondo dan aktor yang sudah menembus peran
di film International ini terlihat begitu natural saat memerankan pemuda Jepang
bernama Yamada yang jatuh cinta pada sosok mahasiswi Indonesia dan rela
berkorban untuk menjadi seorang mualaf namun pada akhirnya cerita filmnya bikin
nyesek sih. Lukman Sardi (Recto Verso) sosok yang satu ini sudah kesekian
kalinya masuk ke jajaran nominasi Piala Citra untuk masalah akting tidak usah
diragukan lagi perannya sebagai Abang yang menderita autis akut yang jatuh
cinta pada sosok wanita normal tapi
fans perfilman Indonesia mungkin jenuh kali ya dan dalam perannya di film itu
Lukman memenangkan pemeran utama pria terbaik Piala Layar Emas 2013. Aktor
terakhir yang masuk jajaran kandidat adalah Reza Rahadian (Habibie &
Ainun), aktor yang sangat produktif dalam perfilman Indonesia 3 tahun belakangan
ini sudah sering masuk nominasi dan pernah meraih 2 kali piala citra tapi
melihat dari selera juri FFI sepertinya Reza Rahadian akan menggondol kembali
piala tersebut namun dalam aktingnya sebagai sosok Habibie, Reza terlihat
terkesan dibuat buat terlalu memaksakan dengan make up yang kurang halus untuk
menjadi sosok yang lebih tua dari usianya dan Reza meskipun begitu dia diganjar
Piala FFB 2013 sebagai pemeran utama pria terpuji. Jadi, kalo dari selera juri
kayanya Reza akan memenangkan Piala Citra ke-3nya*
2.
Pemeran
Utama Wanita Terbaik:
a.
Adinia
Wirasti-Laura & Marsha (Pemeran Pendukung Wanita Terbaik FFI 2005).
b.
Happy
Salma-Air Mata Terakhir Bunda (Pemeran Pendukung Wanita Terbaik FFI 2010).
c.
Imelda
Therine-Belenggu
d.
Laudya
Cynthia Bella-Belenggu (Nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2005).
e.
Laura
Basuki-Madre (Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2010).
*Entah ke berapa kalinya aktris peraih piala citra sebagai
pemeran pendukung wanita terbaik 2005 Adinia Wirasti (Laura & Marsha)
berperan sebagai wanita tomboy nan cuek, cuman bedanya di film tersebut dia
berperan spontan, asyik, suka petualangan,
dan mudah akrab sama bule bule
yang baru dikenalnya. Berikutnya ada aktris eksotis asal Sukabumi dan pernah
meraih pemeran pendukung wanita Piala Citra 2010, Happy Salma (Air Mata
Terakhir Bunda) di film ini mungkin terlalu ringan sekali untuk sekelas Happy
Salma namun di film ini dari segi teknis peran terasa janggal sekali karena
Happy dituntut berperan menjadi seorang ibu yang gigih berasal dari keluarga
sederhana sekali dan mempunyai 2 anak yang diperankan Vino G. Bastian &
Rizky Hanggono yang notabene umurnya gak beda jauh dengannya. Next ada model
Indonesia yang lebih serius di dunia peran. Imelda Therine (Belenggu) yang
selalu bermain di film film thriller atau horror, di film tersebut Imel
berperan sangat total sekali dan sangat cocok dengan perannya sebagai Jingga
yang misterius dan ambisius bahkan sampe rela nari digantung sampe subuh dan
biru biru, Piala layar emas pemeran utama wanita terbaik 2013 sebagai bentuk
apresiasi dalam perannya. Laudya Cynthia Bella (Belenggu), aktris ini mengawali
debut film yang gemilang dan langsung mendapat penghargaan penghargaan
diberbagai penghargaan film. Untuk kedua kalinya Bella masuk nominasi yang sama
di FFI, lewat film itu Bella tak terlalu banyak dialog karena disitu dia
dituntut untuk lebih mengeksplor gestur dan ekspresi matanya yang berperan
sebagai Djenar yang berkarakter ringkih, depresi, parno dan ada adegan Bella
dengan penuh darah asli yang berasal dari hewan. Terakhir ada aktris blasteran
Vietnam, Laura Basuki (Madre) yang berpernah meraih Piala Citra 2010. Untuk
masalah akting di fim yang diangkat dari novel karya Dewi Lestari itu, Laura
perannya kurang tereksplor dan terkesan tidak ada bedanya dengan FTV-FTV yang
dimainnkannya. So far, salah satu aktris Belenggu akan meraih piala citra tahun
ini saya lebih prefer ke Imelda tapi banyak yang bilang peran Imel disini
sebagai pemeran pendukung*
3.
Pemeran
Pendukung Pria Terbaik:
a.
Adipati
Dolken-Sang Kiai
b.
Alex
Komang-9 Summers 10 Autumns
c.
Didi
Petet-Madre
d.
Igor
Saykoji-5 CM
e.
Norman
Akyuwen-Tak Sempurna
*Aktor senior Alex Komang berperan apik dalam 9 Summers 10
Autumns dan tak menutup kemungkinan akan memenangkan piala citra kedua
kalinya.*
4.
Pemeran
Pendukung Wanita Terbaik:
a.
Ayushita
Nugraha-What They Don’t Talk About What They Talk About Love
b.
Dewi
Irawan-Recto Verso
c.
Jajang
C. Noer-Cinta Tapi Beda
d.
Meriza
Febriyani-Sang Kiai
e.
Poppy
Sofia-Merry Go Round
*Peran Dewi Irawan dalam Recto Verso sepertinya akan
kembali menjadi selera pilihan juri FFI kali ini walaupun saya lebih prefer ke
Ayushita yang filmnya sudah terbukti lolos sebagai film Indonesia pertama di
ajang Sundance Film Festival 2013*
5.
Sutradara
Terbaik:
a.
Dinna
Jasanti-Laura & Marsha
b.
Hanung
Bramantyo & Hestu Saputra-Cinta Tapi Beda
c.
Rako
Prijanto-Sang Kiai
d.
Rizal
Mantovani-5 CM
e.
Upi-Belenggu
*Upi menjadi salah satu sutradara yang diunggulkan untuk
tahun ini karena butuh ide sampe 10 tahun untuk menggarap film Belenggu.*
6.
Penulis
Naskah Asli Terbaik:
a.
Hestu
Saputra-Cinta Tapi Beda
b.
Reni
& Dinna Jasanti-Laura & Marsha
c.
Mouly
Surya-What They Don’t Talk About What They Talk About Love
d.
Titien
Wattimena-Sang Pialang
e.
Upi-Belenggu
*Mouly
Surya sutradara sekaligus penulis ini menulis cerita tentang percintaan antara
sepasang manusia yang tuna runggu dan buta*
7.
Penulis
Skenario Terbaik:
a.
Danial
Rifki, Endri Pelita & Kirana Kejora-Air Mata Terakhir Bunda
b.
Ginatris
S. Noer & Ifan Ardiansyah-Habibie & Ainun
c.
Novia
Faizal, Perdana Kertawiyudha & Taty Apriliyana-Cinta Tapi Beda
d.
Titien
Wattimena-Laura & Marsha
e.
Upi-Belenggu
*Skenario
jalan cerita film Belenggu memiliki alur atau plot yang cukup sulit ditebak
penonton seolah seperti bermain puzzle dan akan menyatu di ending film, good
job Mbak Upi*
8.
Penata
Artistik Terbaik:
a.
Eros
Eflin-Laura & Marsha
b.
Frans
Paat-Sang Kiai
c.
Iqbal
Marjono-Belenggu
d.
Mai
Harison-Air Mata Terakhir Bunda
e.
Vida
Sylvia-5 CM
*Untuk artistik Belenggu hadir lebih unggul dibanding
nominator lainnya mengapa? Belenggu menghadirkan nilai artistik dan membuat
atmosfir suasana retro nan klasik era 1970an sehingga penonton merasa terbawa
menuju era tahun 50an namun ada sedikit masalah saat ada adegan polisi
menggunakan handphone dan taksi berplat nomer daerah Jakarta yang kurang
meyakinkan bahwa latar cerita itu adalah kota antah berantah seperti yang
diceritakan sang sutradara, kru kru pun menyulap sebuah gedung tua angker
menjadi beberapa studio untuk latar adegan dengan menutup kain kain hitam
dimana mana. Kreatif.. *.
9.
Penata
Busana Terbaik:
a.
Aldie
Harra-Air Terjun Pengantin 2
b.
Aldie
Harra-Sang Pialang
c.
Andhika
Dharmapermana-Belenggu
d.
Darwyn
Tse-Laura & Marsha
e.
Retno
Ratih Damayanti-Habibie & Ainun
*Dari segi kostum saya kembali menjagokan film Belenggu,
para pemain disulap dengan balutan balutan kostum retro ala era jadul dan
sangat pas dengan peran karakter masing masing dan untuk tim make up artist
saya salut atas kinerja mereka di film ini*
10.
Penata
Efek Visual Terbaik:
a.
Eltra
Studio-Moga Bunda Disayang Allah
b.
Galih
Mahardika-The Legend Of Trio Macan
c.
S.
Suryadi-Gending Sriwijaya
*Berbeda dengan nominasi lainnya, nominasi ini hanya
terdiri 3 kandidat saja. Efek film Gending Sriwijaya saya rasa lebih unggul
dibanding film lainnya karena efek visualnya lebih halus dari film yang
dinominasikan*
11.
Penyunting
Gambar Terbaik:
a.
Aline
Jusria-Laura & Marsha
b.
Cesa
David Lukmansyah & Ryan Purwoko-Get Married 4
c.
Cesa
David Lukmansyah & Ryan Purwoko-Recto Verso
d.
Wawan
I. Wibowo-Belenggu
e.
Wawan
I. Wibowo -Habibie & Ainun
*Hasil editing Cesa David dkk sudah tak diragukan lagi tapi
menurut saya editing untuk film Recto Verso lebih unggul karena menggabungkan
film omnimbus itu lebih susah dan berat karena dituntut untuk membuat benang
merah atau kaitan cerita dalam film tersebut*
12.
Penata
Musik Terbaik:
a.
Agni
Narottama-Sang Pialang
b.
Agni
Narottama & Bembi Gusti-Laura & Marsha
c.
Aksan
Sjuman-Belenggu
d.
Thoersi
Argeswara-Kisah 3 Titik
e.
Tya
Soebijakto-Bidadari Bidadari Surga
*Musik dan film adalah dua unsur yang tak bisa dipisahkan,
apa jadinya sebuah film tanpa backsound. Belenggu menghadirkan scoring musik
musik mendebarkan dan yang membuat bulu kuduk berdiri adalah saat lagu jawa
dimasukkan salah satu adegan, kemampuan Aksan Sjuman juga bekerja dengan baik
untuk Belenggu*
13.
Penata
Sinematografi Terbaik:
a.
Ical
Tanjung-Belenggu
b.
Fachmi
J. Saad-Madre
c.
Rachmat
Syaiful-Habibie & Ainun
d.
Roy Lolang-Laura
& Marsha
e.
Yudi
Datau-5 CM
*Sinematografi
film 5 CM memberikan penonton dengan suguhan suguhan keindahan panorama alam
Indonesia yang memanjakan mata, eksekusi Yudi Datau sangat baik sekali
mengingat latar tempat gunung yang digunakan merupakan tempat yang cukup
ekstrim dan curam*
14.
Penata
Suara Terbaik:
a.
Adityawan
Susanto-Sang Pialang
b.
Aufa
R. Triangga & Khikmawan Santosa-Laura & Marsha
c.
Khikmawan
Santosa-Belenggu
d.
Khikmawan
Santosa-Sang Kiai
e.
Satrio
Budiono-Habibie & Ainun
*Khikmawan Santosa masternya penata suara di jagat
perfilman Indonesia, diantara 3 film garapannnya yang masuk saya kira
kolaborasinya dengan Aufa R. Triangga akan membawa pulang piala citra lewat
film Laura & Marsha*
15.
Film Bioskop
Terbaik:
a.
5 CM
b.
Belenggu
c.
Habibie
& Ainun
d.
Laura
& Marsha
e.
Sang
Kiai
*Akhirnya kita sampai pada puncak nominasi yaitu film
bioskop. Kandidat film di FFI tahun ini sangatlah beragam temanya tidak seperti
sebelum sebelumnya. 5 CM film yang mengusung drama persahabatan, perjalanan dan
nasionalisme ini memuat pesan yang bagus untuk para generasi muda di Indonesia
namun pendakian gunung ke puncak Mahameru yang diceritakan di film ini tak
semudah seperti pendakian aslinya, film ini mengahadirkan sinematografi yang
memukau dan meraih Film Terpuji FFB 2013 walaupun ada beberapa dialog yang
dibuat agak nyeleneh. Next, Belenggu film yang bertema Psycology Thriller ini
boleh dibilang genre yang cukup langka untuk masuk ke FFI mengingat genre
thriller yang terakhir masuk adalah film Fiksi yang menjadi film terbaik
(2008), film yang masuk 5 festival international ini menghadirkan cerita
skenario yang rumit untuk penonton awam namun sangat penasaran untuk kita
temukan pecahan pecahan berbagai misteri dalam filmnya dan lumuran darahnya
lebih soft dari film Rumah Dara juga jajaran departemen akting yang sesuai
porsinya walaupun di pertengahan cerita agak membuat si sutradara kebingungan
untuk menyimpan klimaks hingga ke ending cerita. Ketiga ada film Indonesia
terlaris kedua setelah Laskar Pelangi dan peraih Film Favorit IMA 2013, yup
Habibie & Ainun film biopik drama yang menyedot berbagai pasang mata ini
tembus ke angka 4,3 juta penonton, film ini menghadirkan keharuan dan kisah
percintaan seorang mantan Presiden Republik Indonesia dan istrinya. Cerita film
ini berjalan maju dan sukses membuat penonton menitikkan air mata walaupun dari
segi make up BCL sebagai Bu Ainun terkesan nge-Pop. Laura & Marsha
disutradai sutradara baru, film yang bertema road movie ini menghadirkan
suguhan cerita yang ringan, natural dan mengalir. Karakter yang bertolak
belakang antara 2 pemain utama ini menjadi pokok permasalahan dalam perjalanan ceritanya.
Terakhir, film biopik tokoh sejarah Indonesia yang berjudul Sang Kiai. Film ini
kurang menggali cerita pemeran utamanya yaitu KH. Hasyim Asyari, karena di film
ini lebih menitik beratkan pada peristiwa peperangannya tapi salut kepada
jajaran tim artistiknya. Film terbaik FFI saya lebih menjagokan Belenggu entah
kenapa ini fim noir ini sumpah keren badai banget dari segi teknis cerita dan
bercita rasa hollywood boleh dibilang ini masterpiece-nya Upi karena denger
denger ini film khayalannya Upi dari SMP dan butuh 10 tahun untuk mengkonsep
ide idenya ya walaupun karakter si pembunuh berkostum kelinci itu mengingatkan
kita pada film Donny Darko dan cerita yang sedikit terinspirasi serial hollywood
Twin Peaks di tahun 90an. So, tidak menutup kemungkinan Belenggu akan meraih
prestasi gemilang dan memborong piala citra tahun ini.