Jumat, 28 November 2014

Komunikasi diadik, Komunikasi triadik, Homophily, Heterophily & Empathy

A.     Komunikasi Diadik.
Komunikasi diadik disebut juga (two way communication) adalah proses komunikasi yang terjadi secara dua arah antara satu orang dengan satu atau dua orang lainnya yang saling berhadapan langsung (face to face). Dengan kata lain hal ini merupakan bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Perlu diingat komunikasi diadik hanya dilakukan oleh dua orang yang saling bergantian menjadi komunikator ataupun komunikan.
Ada tiga bentuk dalam komunikasi diadik ini, yaitu “percakapan, dialog dan wawancara”. Baik percakapan, dialog maupun wawancara memiliki karakteristik masing-masing. “Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal. Sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni ada pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab”.
Komunikasi diadik ini memiliki ciri-ciri. Steward L. Tubbs dan Silvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005) menjelaskan dua ciri komunikasi diadik. “Pertama, peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat. Kedua, peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal”. Karena jarak yang dekat ini, maka komunikator mengirimkan pesan secara spontan dan komunikan menerima atau merespons pesan tersebut dengan secara spontan pula.
Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerimapesan secara langsung dan simultan. Ciri-ciri komunikasi diadik termasuk adalah sebagai berikut ini:
a) Komunikasi dilakukan antara dua orang atau tiga orang.
b) Komunikasi dilakukan langsung (face to face) atau kadang menggukan media telepon.
c) Komunikator dapat berubah statusnya menjadi komunikan, begitu juga sebaliknya komunikan dapat berubah menjadi komunikator, dan seterusnya berputar berganti-ganti selama proses Komunikasi Interpersonal berlangsung. Tetapi komunikator utama adalah si pembawa pesan atau yang pertama-tama menyampaikan pesan (message) sebab dialah yang memulai komunikasi dan mempunyai tujuan.
d) Efek komunikasi dapat terlihat langsung, baik secara verbal (dengan ucapan mengiyakan/menjawab) maupun secara non-verbal (dengan bahasa tubuh/kinesik dan isyarat).
Bahasa tubuh atau kinesik meliputi :
v  Gestures (gerak-gerik), missal gerak sering membetulkan posisi duduk tanda dari gelisah.
v  Postures (sikap tubuh), missal di Indonesia dikenal:
·         Membusungkan dada tandanya sombong.
·         Menundukan kepala tandanya merendah.
·         Berdiri tegak tandanya berani.
·         Bertopang dagu tandanya bersedih.
·         Menadahkan tangan tandanya bermohon, dan sebagainya.
v  Facial expressions (ekspresi muka), misalnya :
·         Muka kaku disertai mata terbelalak tanda dari takut.
·         Muka ditekan disertai mata dikerutkan ke depan tanda dari muak.
·         Muka rileks disertai senyum tanda dari bahagia.
·         Muka kencang disertai mata melotot tanda dari marah.
v  Symbolic clothing (pakaian simbolik), misalnya warna pakaian serba hitam tandanya berkabung duka. Keberhasilan komunikasi diadik adalah dalam prosesnya si komunikator harus berupaya menyamakan field of reference dan frame of reference dari komunikan, disamping itu kedua pihak harus mempunyai emphaty.


B.     Komunikasi Triadik.
Definisi tidak jauh berbeda dengan komunikasi diadik, namun hanya yang membedakan adalah jumlah personil yang terlibat lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan komunikasi secara diadik. Kecondongan komunikasi triadik, biasanya terjadi pada komunikasi kelompok atau komunikasi massa. Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelaku komunikasinya terdiri dari tiga orang, yaitu seorang komunikator dan dua orang komunikan.
Apabila dibandingkan dengan komunikasi triadik, maka komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan sepenuhnya, sehingga ia dapat menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik yang berlangsung, kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diidentifikasi empat elemen dasar komunikasi interpersonal, yaitu:
1. Pribadi-pribadi yang melakukan komunikasi yang berperan sekaligus sebagai pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver),
2. Pesan atau materi apa yang disampaikan (message),
3. Media yang dipergunakan  untuk menyampaikan pesan serta
4. Tujuan pesan disampaikan atau efek apa yang diharapkan setelah pesan diterima (effect).
Karakteristik Komunikasi Interpersonal (interpersonal communication)
Ada tujuh karakteristik yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua individu merupakan komunikasi interpersonal. Tujuh karakteristik komunikasi antar pribadi itu adalah (Hardjana, 2007: 86-90): 
Pertama, melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal.
Kedua, melibatkan perilaku spontan, tepat, dan rasional.
Ketiga, komunikasi antar pribadi tidaklah statis, melainkan dinamis.
Ke-empat, melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi, dan koherensi (pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya).
Kelima, komunikasi antar pribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
Ke-enam, komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan. Ketujuh, melibatkan di dalamnya bidang persuasif.
Tujuan Komunikasi Interpersonal, 
Komunkasi antar pribadi dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan dilakukannya komunikasi komunikasi interpersonal adalah:
1. Untuk menyampaikan informasi,
2. Untuk berbagi pengalaman,
3. Untuk mengembangkan simpati,
4. Untuk melakukan kerja sama,
5. Untuk mengembangkan motivasi, dan
6. Untuk mengungkapkan isi hati, ide, dst.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal 
Dalam komunikasi interpersonal  dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal. Artinya Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang (komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi. Sedangkan Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu:
a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;
b. Merasa setara dengan orang lain;
 c. Menerima pujian tanpa rasa malu;
d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat;
e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antar pribadi.
Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan, sehingga ia dapat  menguasaiframe of reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik  yang berlangsung kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.
Walaupun demikian dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi kelompok dan komunikasi massa, komunikasi triadik karena merupakan komunikasi antarpribadi  lebih efektif dalam kegiatan mengubah sikaf, opini, atau prilaku komunikan (Effendy,  2003).
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7. Penginterpretasian.
C.     Homophily.
Komunikasi yang efektif menurut  Mc. Crosky, Larson, dan Knapa dalam Effendy (2003)  dapat dicapai dengan mengusahakan akurasi yang paling tinggi derajatnya dalam setiap situasi .
Untuk kesamaan dan tidak kesamaan dalam derajat kesamaan komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi, Everett M. Rogers  dalam Effendy (2003) mengetengahkan istilah homophily danheterophily  yang dapat memperjelas hubungan komunikator dan komunikan  dalam proses antarpribadi.
Istilah homophily berasal dari perkataan Yunani ”homolos” yang berarti ”sama” . Jadi secara harfiah, homophily berarti komunikasi dengan orang yang sama.  Sehingga lebih jelasnya Homophily adalah sebuah istilah yang  menggambarkan  derajat pasangan perorangan  yang berinteraksi  yang memiliki kesamaan dalam sifatnya, seperti kepercayaan, nilai, peserta didikan, status sosial  dan sebagainya.
Homophily dan komunikasi efektif saling memperkuat satu sama lain. Lebih sering berkomunikasi, lebih besar kemungkinan untuk menjadi homophily. Lebih bersifat homophily lebih besar kemungkinan untuk berkomunikasi secara efektif. Orang yang mengingkari homophily dan berusaha untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda dengannya dikecewakan oleh komunikasi yang tidak efektif.
Dalam suatu sistem, homophily dapat menjadi rintangan bagi lajunya pembaruan yang cepat. Ide-ide baru biasanya masuk melalui anggota-anggota masyarakat yang statusnya lebih tinggi dan lebi berdaya inovasi. Menurut Lazarsfeld dan Merton, homophily dapat merupakan hasil dari interaksi atau merupakan dasar bagi pemilihan untuk berinteraksi. Dalam komunikasi antarpribadi terdapat pengaruh mempengaruhi antara kedua pihak dan lebih merupakan proses yang terus berlangsung daripada merupakan peristiwa yang statis.
Prinsip homophily merupakan salah satu prinsip berkomunikasi dimana komunikator dan komunikan atau pembicara dan khalayak atau lawan bicara merasa berada dalam persamaan. Sedangkan heterophily sebaliknya yaitu ketika pembicara dan khalayak atau lawan bicara berada dalam suasana perbedaan.
Ilustrasi:
Ketika melakukan kegiatan presentasi proposal kerjasama dengan pemimpin perusahaan yang berasal dari Yogyakarta dan terkenal sangat santun sesuai dengan budayanya, maka Anton melakukan presentasi dengan santun, tapi jelas dan pasti. Hal ini membuat pemimpin perusahaan tersebut sangat terkesan dan menerima proposal yang dipresentasikan. Hal yang berbeda dengan presentasi yang dilakukan dalam prinsip heterophily seperti yang dialaminya tahun lalu, ketika itu ia mempresentasikan proposalnya dengan lugas, banyak menggunakan bahasa Inggris dan banyak mengambil contoh kasus di Amerika. Presentasinya tidak begitu disukai dan proposalnya tidak begitu disukai dan proposalnya ditolak mentah – mentah.

D.     Heterophily.
Istilah heterophily merupakan kebalikan dari homophily. Heterophily adalah suatu keadaan gambaran derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi dalam proses komunikasi yang berbeda dalam sifat-sifat tertentu.
Faktor yang menyebabkan terjadinya heterophily adalah karena ada perubahan dan perkembangan masyarakat yang menyebabkan banyak nilai-nilai berubah tapi ada yang tetap mempertahankan nilai lama. Disamping itu perkembangan masyarakat tersebut tidak memberikan kesempatan yang merata bagi seluruh anggota masyarakatnya dalam hal pendidkan maupun peningkatan penghasilan, hanya untuk orang-orang yang mempunyai potensi dan pandai memanfaatkan peluang dan kesempatan saja.
Orang yang mengingkari homophily dan berusaha untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda dengannya dapat dikecewakan oleh komunikasi yang efektif. Misalnya seorang change agent pada penduduk petani di negara-negara yang sedang berkembang menjumpai masalah-masalah yang disebabkan komunikasi dengan penduduk yang jauh berbeda dengannya. Perbedaan dalam kemampuan teknis, status sosial, sikap, dan kepercayaan, kesemuanya itu menyebabkan adanya heterophily dalam bahasa dan pengertian, yang selanjutnya menyebabkan pesan yang disampaikan kepada mereka diabaikan.
Heterophily seperti tersebut di atas seringkali menjurus ke komunikasi yang tidak efektif antara komunikator dan komunikan, antara change agent dengan penduduk, dan juga menyebabkan gagalnya suatu kampanye penyebaran inovasi. Salah satu akibat dari heterophily yang tinggi derajatnya dalam penyebaran adalah bahwa change agent cenderung untuk berinteraksi paling efektif dengan penduduk yang secara relatif sangat menyamai change agent dalam daya pembaharuan, status sosial, dan kepercayan. 
Untuk menjembatani jurang heterophily antara change agent dan penduduk maka change agent harus mengkonsentrasikan uasahanya terlebih dahulu pada pemuka pendapat (opinion leader). Tetapi jika pemuka pendapat tadi terlalu berdaya-inovasi maka heterophily (dan komunikasi yang mengikutinya) kini terdapat antara pemuka pendapat dengan penduduknya. Hal lainnya untuk mengatasi heterophily tersebut adalah dengan berusaha menumbuhkan emphaty.
Seperti telah dijelaskan, kebanyakan komunikasi yang bersifat heterophily adalah komunikasi yang tidak efektif. Tetapi beberapa guru di pedesaan di Amerika Serikat telah sukses dalam komunikasinya. Kenapa? Salah satu sebab adalah kemampuan emphatic pihak komunikator. Jika seorang komunikator mempunyai emphaty yang mendalam dengan komunikan yang hetero, maka komunikator dan komunikan benar-benar berada dalam situasi homophily. Dengan demikian, penjelasan mengenai heterophily dan komunikasi tidak efektif menghendaki modifikasi sebagai berikut komunikasi heterophily kurang efektif dibandingkan komunikasi homophily, kecuali kalau komunikator mempunyai derajat emphaty yang tinggi dengan komunikan.

E.     Empathy.
Empathy adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang tengah dihadapi orang lain. Anda mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Komunikasi akan terjalin dengan baik sesuai kondisi psikologis lawan bicara.  Ber-Empati anda harus menempatkan diri sebagai pendengar yang baik,  bahkan sebelum orang lain mendengarkan kita.  Stephen R Covey menjelaskan salah satu dari tujuh kebiasaan manusia efektif adalah mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti (Seek First to Understand). Jadi kembangkan prinsip ini dengan baik banyaklah mendengar dan memahami dengan begitu orang lain juga akan mudah mendengar dan memahami kita.
Menurut Sigmund Freud: ìManusia tidak dapat menyimpan rahasia. Jika bibir mereka diam, mereka akan berbicara melalui jemari mereka. Kebenaran memaksakan diri keluar lewat setiap poriî. Memang, orang jarang mengungkapkan perasaan mereka lewat kata-kata. Lebih sering mereka memberitahu kita melalui nada suara, ekspresi wajah, atau cara-cara nonverbal lainnya. Kemampuan kita dalam mengindera perasaan seseorang tanpa yang bersangkutan mengatakannya merupakan intisari empati.
Jenis-jenis Empati:
1.      Empati Kognitif: Mengetahui emosi atau suasana hati orang lain.
2.      Empati Afektif: Masuk ke dalam pengalaman subjektif orang lain.
3.      Empati Konatif: Melakukan sesuatu seolah-olah ia berada dalam posisi orang itu.
Ciri-ciri Empati:
1.      Ikut merasakan.
2.      Dibangun berdasarkan kesadaran diri.
3.      Peka terhadap bahasa nonverbal.
4.      Mengambil peran.
5.      Tidak larut atau tetap kontrol emosi diri.
Tingkat-tingkat Mendengar:
1.      Mengabaikan.
2.      Pura-pura mendengar.
3.      Mendengar secara selektif.
4.      Mendengarkan dengan penuh perhatian.
5.      Mendengarkan secara empatik.
Kiat Mendengar secara Empatik
1.      Menunjukkan perhatian penuh.
2.      Mengatakan kembali isinya.
3.      Merefleksikan perasaan.
4.      Mengatakan kembali isi serta merefleksikan perasaan.
Empati Star Performer:
1.      Memahami orang lain
·         Memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan mendengarkan dengan baik.
·         Menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap perspektif orang lain.
·         Membantu berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.
2.      Mengembangkan orang lain
·         Mengakui dan menghargai kekuatan, keberhasilan, dan perkembangan orang lain.
·         Menawarkan umpan balik yang bermanfaat dan mengidentifikasi kebutuhan orang lain untuk berkembang.
·         Menjadi mentor, memberikan pelatihan pada waktu yang tepat, dan penugasan-penugasan yang menantang serta mendorong dikerahkannya kemampuan seseorang.
3.      Orientasi pelayanan
·         Memahami kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan merespons semua itu dengan produk atau pelayanan yang tersedia.
·         Mencari berbagai cara untuk memuaskan pelanggan.
·         Dengan senang hati menawarkan bantuan.
·         Menghayati perspektif pelanggan dan bertindak sebagai penasehat yang dapat dipercaya.
4.      Memanfaatkan keragaman
·         Hormat dan mau bergaul dengan orang-orang dari bermacam-macam latar belakang.
·         Memahami beragamnya pandangan dan peka terhadap perbedaan antar kelompok.
·         Memandang keberagaman sebagai peluang, menciptakan lingkungan yang memungkinkan semua orang sama-sama maju meskipun berbeda-beda.
·         Berani menentang sikap diskriminatif dan intoleran.
5.      Kesadaran politik
·         Membaca dengan cermat hubungan-hubungan kekuasaan.
·         Mengenal dengan baik semua jaringan sosial yang penting.
·         Memahami kekuatan-kekuatan yang membentuk pandangan-pandangan serta tindakan-tindakan klien, pelanggan atau pesaing.
·         Membaca dengan cermat realitas sosial di dalam atau di luar organisasi.

1 komentar:

  1. entah tulisan anda ini bermanfaat sekali
    tapi pewarnaannya sangat sampah
    terimakasih

    BalasHapus